Komunitas saya bahkan membuat kado untuk "tetangganya teman yang membutuhkan", misalnya di desa masih banyak ditemukan orang tua yang jauh dari anak, hidup sendiri, dan perlu mendapatkan kado-kado yang membahagiakan.
3) Tumbuhkan saling sinergi dan tahu diri
Alumni itu juga manusia. Banyak yang baik dan bisa membawa diri. Ada juga yang tidak tahu diri.
Yang tidak tahu diri adalah banyak mengajak donasi, namun dia sendiri tidak donasi. YA idealnya bersama-sama, sinergi, biarpun sedikit perlu ikut berkontribusi. Kalau memang tidak mampu, ya kita maklum saja. Namun kalau mampu secara finansial, dan hanya suka mengajak, namun tidak ikut terlibat, ya bagaimana ya.
Maka sebaiknya, kalau memang mau punya reuni yang migunani, kita perlu punya think tank dan going concern tank. Intinya ada tim kecil yang solid dan saling mendukung.
Tujuannya agar semua kegiatan yang migunani tersebut, dapat didukung oleh tim inti. Supaya semua kegiatan bisa tercapai.
4) Berkesinambungan berburu pahala
Berlomba dalam kebaikan (fastabihul khairat) adalah konsepsi muslim yang bisa ditiru oleh setiap orang. Ketimbang pamer informasi gibah, mendingan pemer kegiatan positif. Juga menginisiasi kegiatan bermanfaat.
Misalnya mengadakan sunatan massal. Atau kalau toh tidak massal, ya sunatan massal mini baksos; mengumpulkan anak usia 10-an tahun, atau menjelang SMP, untuk disunat secara kelompok. Misalnya 5 - 20 an anak. Biaya gotong royong.
Lantas nanti diadakan pengajian bersama. Diundang ortu dan pamong guru tempat kita baksos.
Biaya total sekitar 10-20 jutaan, akan ringan jika ditanggung bersama. Kalau perlu, kita cari donatur utama sehingga dana tidak mengkhawatirkan. Donatur utama itu bisa juga kita sendiri, atau Anda. Dengan niat ibadah, semua akan terasa ringan.