Ada-ada saja.
Nah, alhamdulillah saya dan istri mendapatkan kesempatan mencium Hajr Aswad dalam sebuah "kebetulan". Kebetulan bagi manusia, namun sejatinya memang sudah ditakdirkan ada kesempatan tersebut.
Menjelang shalat dhuhur berjamaah, lingkungan Kabah disterilkan oleh Asykar penjaga keamanan. Semua berbaris rapi untuk mendirikan shalat dhuhur.
Pas kami ada di depan hajr Aswad.
"Hajr Aswad...", teriak saya sambil melihat Asykar.
"Indonesia....? " tanya Asykar.
Entah wajah saya yang Ngindonesia atau memang mereka hapal dengan model fisik Indonesia, alhamdulillah akhirnya saya diberi kesempatan mencium Hajr Aswad. Bersama dengan istri.
Begitu selesei, shalat dhuhur segera didirikan dan kami juga segera berbenah shalat berjamaah.
Sementara itu, ada teman haji saya yang "tidak mampu" mencium Hajr Aswad.
Di balik semua, saya menduga bahwa memang bagi yang ingin mampu mencium Hajr Aswad, harus berniat sebelum berangkat haji atau umroh.