Memang anak-anak. Aroma sorga selalu terpancar dari aura jiwa mereka. Jika tiba harus kembai ke kantor, artinya balik dulu ke uar pulau, mas ian akan bertanya, "Kapan ayah ke sini lagi..., besuk ya,.... cepat ya....."
Hhhmmmm... Terpujilah Nama Tuhan....., ternyata kata-kata anak menyejukkan jiwa. Betapa penting kamu ayah...datanglah....demikian kira-kira pesan moralnya.
Dik Irene, gadisku yang istimewa. Dia akan pura-pura tidak tahu. Mungkin kesal, jegkel, marah, ditinggal ayah. Tapi ekspresinya cuek dan dingin.
"Adek, ayah mau baik nie..., ayo mau dipamiti ayah...."kata umi.
"Gak mau....adek mau mimik susu..."jawab adek.
Selepas balik, sy sering dikejutkan dengan hape dari umi.
Bukan suara salam, tapi tangisan. Dik Irene.
"Ayah... kapan ke cini....."sambil terdengar sesenggukan.
Lama hanya tangisan, dan jawaban ayah untuk meredakan tangis, lantas berhenti..
"ya.. sudah...dik irene hanya ingin menangis di telepon...sekarang sudah reda main ke luar rumah dengan mas ian, "kata umi menutup percakapan.
Adek, adek....., bidadari mungilku...., kau merebut hati ayahmu.
Demikian seterusnya. Tiap bertengkar dengan mas ian, atau jengkel, atau hanya menggoda ayah, dik irene nelepon ayah hanya untuk show of crying. Bila ayah nelepon, seringnya diterima umi atau mas ian, dan dik irene pura-pura tidak mau menerima.