Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kliping Tulisan Reformasi 1998 Ketika Intel Ketahuan Mahasiswa

28 Januari 2022   11:12 Diperbarui: 28 Januari 2022   11:26 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekarang mahasiswa sibuk belajar (foto: kagama.co) 

28 Januari 2022, kehidupan berjalan normal meski ada banyak berita biasa menghiasi dunia maya online negeri +62. 

Di Papua masih terjadi penembakan aparatur yang belum tuntas untuk menjamin bumi Papua bebas dari dentuman mesiu atau amunisi. Ya meskipun sejatinya case to case, intinya masih ada masalah dengan keamanan.

Dunia juga dikagetkan dengan vonis nihil dan vonis denda 12 trilyun atas kasus Asuransi. Investasi yang dianggap merugikan, akhirnya dipidanakan. Warning keras bagi spekulan, dan atau aparatur perusahaan investasi asuransi dan keuangan nonbank lainnya.

Pindahnya ibukota juga masih diwarnai berita ini itu yang intinya gak adalah cerita kebijakan akan mulus tanpa komentar publik.

Lantas bagaimana situasi 1998 yang sempat terekam langsung di Balairung UGM ketika itu?

Penulis masih berprofesi sebagai jurnalis ketika itu, dan sekedar memori ada tulisan sekedarnya, sekedar mengingat memang ada ketika itu.

Ini Kliping saya yang diungkap ulang oleh FB dan rekan. Kliping yang terkliping dan diungkep ungkep lagi biar untuk sekedar bacaan jejak masa lalu. 

---------------------------------------------------------- 28.01.2022/Endepe 

Kutipan Kisah Lama: Memergoki intel dikeroyok mahasiswa.. sebelum Mei 1998, Balairung UGM

Pengantar: Rasanya heroik juga mengikuti orasi mahasiswa sebelum kejadian Reformasi Mei 1998. Posisi sy waktu itu bukan lagi mahasiswa, melainkan sebagai jurnalis yang memetakan pola pergerakan mahasiswa, namun dikaji dari sisi human interest, bukan politik. Bagaimana situasinya, kita ikuti cerita saya sendiri, yang dikutip oleh jaringan sastra pembebasan, meskipun perlu digarisbawahi bahwa saya bukan bagian dari jaringan mereka. Ini saya testimonikan ketika masih stay di malmo, sweden, untuk kepentingan diskusi tentang pergerakan mahasiswa . Senyampang tgl 28 Januari 2010 ini ada demo, mungkin bisa dibandingkan situasinya dengan kejadian di Balairung UGM ini. (nugrohodp)

selengkapnya:

[Jaker] Re: #sastra-pembebasan# Peristiwa UGM, 1998

heri latief

Sun, 03 Jul 2005 13:57:50 -0700

bayanqen, tiba2 ht sang intel mengkhianati pemiliknya, rameeeelah!

 hebat! inilah yang namanya sejarah, yang ditulis oleh saksi mata, yang memang musti cerita tentang pengalamannya ikut dalam gerakan mahasiswa di tahun 90an, terutama analisa pada saat ini tentang isi dari perjuangan mahasiswa untuk membangun indonesia baru, yang lebih manusiawi dan lepas dari sistim pembodohannya.

 HL


nugroho priyohadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Mungkin ada kawan yg belum pernah mendengar, ada apa

di UGM pada tahun 1998. Ketika itu, aksi mahasiswa

sudah demikian menghebat. Di Jakarta, makin banyak

saja mahasiswa yg turun ke jalan dengan semua atribut

benderanya. Di Bulaksumur, UGM pada suatu ketika di

tahun 1998.

Sebuah orasi digelar. Mahasiswa berpesta menumpahkan

uneg-unegnya. Balairung, Bulaksumur, Yogyakarta. Satu

persatu mhs menyampaikan aspirasinya. Ada yg serius,

ada juga yg mbanyol. Di sepanjang jln Kaliurang, mobil

militer bersliweran. Baju doreng. Tentara.


"Kawan-kawan, jangan terpancing. Tetap waspada,

lanjutkan reformasi. Damai, tanpa anarki...," teriak

seorang orator ketika massa mahasiswa pada celingukan

ke arah mobil tentara.

Satu mhs maju ke depan.

"Hidup Rakyat!!!  Hidup Mhs!!! Hidup Rakyat!!!,"

teriaknya.

"Hidupppppppppppppppppp!!!!!!!!;" sahut massa

mahasiswa.

"Hidup Presiden!!!!" lanjut sang orator.

Massa terdiam. Beku. Lha, kok?

"Hidup Presiden......Tidak lama lagi...."sambung sang

orator dengan mengepalkan tangan.

"Matiiiiiiiii....." sambung massa.

Riuh rendah mahasiswa. Lalu, seorang berambut gondrong

minta bagian bicara.

"Kawan.kawan, kami dari PRD...."katanya yg lantas

disambut senyap kembali.

PRD. Radikalisme. Anti dialog. Benarkah dia dari

golongan kiri keras itu?

"Maksud saya, kami dari PRD... pemuda rambut

duowo....",teriaknya.

"Huhuhhhhhhhhhh, lucuuuuuuuuuuuuuu....,"sahut massa.

"Mau membacakan puisi untuk kalian. Hidup Mhs!!!!

Hidup rakyat!!!, "teriaknya.

"Hidupppppppppppppppppppp, "jawab massa.

Sang PRD (Pemuda Rambut Dowo) mulai membacakan

sajaknya:

    Beli pepsodent, di pagi hari

    Bapak president, kapan le mati...

"Huahahahaha.......lucuuuuuuuuuu, "sambung massa.

Sejenak hening setelah sejenak pula dikocok oleh

demonstran yg memang ada yg cuma ingin tampil lucu.

Tiba-tiba tampak terjadi kegaduhan.

"Intellllllllllllllll..............

kejarrrrrrrrrrrrrr....,"teriak di sudut timur utara,

sambil tampak ada tubuh kekar dikejar kerumunan massa.

Seketika si tubuh kekar terjaduh dan jadi

bulan-bulanan mhs.

"Bunuh!!!! Bunuh intelllllllllllll" Bunuhhhh..., "kaki

menendang. Tangan meninju. Tubuh sang intel

menggelepar. Di tubuhnya terselip pistol yg mebenarkan

tuduhan itu. Seketika, tersadarlah sebagian mhs lalu

membuat pagar betis.

"kawan, jaga diri.... tahan diri......... jangan bikin

kriminalitas di sini...." teriak seorang mhs.

"Bunuh intellllllllllll, penghianat rakyat......

Bunuh! Bunuh! Bunuh!, "teriak sebagian massa yg lain.

Kali ini, kelompok mhs terpecah dua. Satu membuat

pagar betis melindungi si intel yg sudah terkapar di

jalan timur Balairung. Setelah sempat kejar2an. Juga

telah ditinju dan ditendang. Hajar.

Sebagian lain massa menyeruak. Mendesak. ingin

menghajar si intel.

Lalu. Mhs berlari ke FISIPOL. Amien Rais segera

datang. "Kawan, jaga diri. Dia juga manusia. Dia anak bangsa.

Jangan ada pembunuhan di sini, "teriak Amien Rais

dengan megapone pinjaman satpam UGM. Tidak terdengar.

Mhs masih ada yg teriak ; BUnuh! BUnuh! Bunuh!

Dengan sigap. Kelompok mhs memperkuat pagar betis.

Membawa tubuh sang intel. Ke mobil kijang satpam yg

sudah payah mendekati kerumunan massa. Amien Rais naik

ke kap kijang; "Sekali lagi..... tolong hormati anak

manusia.....jangan ada pembunuhan di sini...".

Mobil kijang berjalan pelan. Amien Rais ikut mengawal.

Kijang sempat digoyang. Oleh massa yg masih marah oleh

intel yg menyusup di antara demonstran.

Beberapa hari kemudian presiden lengser. Sang intel

juga telah sembuh dari sakit setelah hajaran massa.

Sempat ditengok di RS Bethesda oleh AMien Rais.

"Maafkan saya, Pak.., saya hanya menjalankan

tugas,"ujar anggota polisi intel Depok, Sleman Yogya

itu. Amien Rais tersenyum. Tidak ada dendam sedikit

pun menjenguk intel yg telah mengacak pekarangan

teritori kampus UGM.

"Semua sudah berlalu." katanya.  Namun, Reformasi baru

akan mulai.

=====


MENGAPA MAHASISWA TAHU ADA INTEL MENYUSUP?

Mungkin sedang sial. 1998 teknologi seluler phone

masih mahal. SMS masih sulit. Polisi masih pake Handy

Talky (HT). sang intel lupa mematikan HT-nya. Saat

menyusup di massa demonstran.

"krrkkkkkk:... krkkkk..... dimonitor....." dst suara

HT terdengar.

Seketika mhs terkejut mendengar suara HT. Lalu semua

menuding ke satu arah. Tubuh kekar. Selempang tas.

Seperti mhs. Bertopi.

"Intelllllllllllllllllllllllllllll, "byar.

Grrddadakkkdakkda gruuudakdakda. Sang intel lari. Sang

intel dikejar. Intel terkapar. Intel yg sial.

==========

Tahun 2004. 6 tahun setelah reformasi telah hadir

kembali. Bapak Presiden baru, setelah ada 3 presiden

transisi: Pak Habibie, Pak Kyai Gus Dur. Mbak Mega.

Tahun 2005: Pak Presiden dapat penghargaan sebagai

orang paling berpengaruh di Asia oleh sebuah majalah

bisnis.

Tahun 1998; orang hanya kenal Amien Rais, sang martir.

Ketika semua orang tiarap. Amien Rais datang. Memberi

harapan. Mahasiswa. Didengarkan. diharapkan.

sekarang: Amien Rais dilupakan.

Sekarang; sejarah lain rupanya baru dimulai.

semoga keadilan kejujuran sebagai pemenang.

kapankah?

malm, swedia, 3 juli 2005. 01.33

atassaranseorangkawan; ceritakan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun