Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghindari Selip Kata Nusantara

21 Januari 2022   08:59 Diperbarui: 21 Januari 2022   09:14 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rakyat kecil tetap hidup tenang meski foto ini diambil Desember 2021 (Foto: Tom Blero) 

Nama ibu kota Nusantara sejatinya ya biasa saja. Yakinlah bahwa semua setuju. Bahwa itu diberinama langsung oleh Presiden Jokowi, ya itu pun hal yang biasa. Sebagaimana dulu nama Batavia, Betawi, Jakarta, dan lain sebagainya juga nama bisa ditentukan oleh satu orang.

Lantas apa yang perlu diantisipasi? 

Mungkin yang perlu diantisipasi adalah adanya kesamaan nama Nusantara dengan banyak hal atau tertentu.

Bis Nusantara adalah bis jalur Kudus Semarang, Semarang - Yogyakarta yang sudah lama terkenal. Jangan selip kata ini Bis hanya untuk Ibu Kota Baru

Islam Nusantara, bukan Islam di Ibu Kota Baru meskipun ya tidak mengapa dianggap demikian. 

Wawasan Nusantara dalam Penataran P4 atau Pancasila bukanlah wawasan tentang Ibu Kota Baru melainkan geopolitik sosial ekonomi budaya keamanan yang lazim dikenal sebagai ipoleksosbudhankam.

Universitas Dian Nuswantara adalah sebuah universitas di Semarang bukan Universitas Nusantara. 

Menurut saya sih, nama Nusantara sebagai ibu kota perlu ditambahi kata baru misalnya Nusantara Bersatu.

Jadi ibu kota Negara kita adalah Nusantara Bersatu.

Karena realitanya sampai sekarang upaya menyatukan itu masih terus dijaga dan diperjuangkan. Masih ada organisasi separatis atau teroris yang berusaha mencabik kesatuan Indonesia.

Lantas juga, mengapa tidak dinamakan sebagai New Jakarta?

Ya mungkin khawatir kepleset dengan Yogyakarta.

Nusantara Kertanegara juga nama yang bagus untuk melengkapi nama Nusantara sebagai ibu kota baru.

Di balik itu semua, memang ada kekhawatiran jangan-jangan di masa depan Indonesia akan benar terpisah antara Republik Jawa dengan ibu kota di Jakarta, dan Republik Luar Jawa dengan ibu kota di Nusantara Kertanegara.

Jika yang dikhawatirkan itu, maka perluasan dan pengembangan kekuatan TNI Khususnya di Matra Laut, Marinir, adalah hal yang mendesak karena lintas jalur ke Nusantara Kertanegara adalah laut, dan udara.

Bisa juga kalau kita punya uang sangat banyak, dibuat terowongan laut yang menghubungkan Jakarta dengan Nusantara Kertanegara.

Road map Indonesia sejatinya juga menjadi tanda tanya karena Garis Besar Haluan Negara juga silang berganti selepas Rezim Orde Baru telah diganti.

Rakyat hanya butuh rasa aman dan bisa hidup tenteram, sehingga memang isu politik pada situasi tertentu memang lebih baik kkita tidak usah tahu. Biarkan DPR, Menteri,  Aparatur Negara bekerja dengan tenang dan fokus.

Jika bahkan ada DPR yang bikin gaduh di Jawa Barat, solusinya bukan semakin gaduh di Medsos, namun laporkan polisi, usut, adili, dan tegakkan hukum.

Bukankah negara kita adalah negara hukum?

Demikian halnya nama Nusantara. Lanjutken dan biarkan semua komentar, karena itu tidak akan berpengaruh apa pun kecuali kebisingan.

Rakyat lebih baik tidak tahu, karena wakil rakyat pasti tahu.

Jika wakil rakyat tidak tahu tentang masalah bangsa dan masa depan Indonesia, rakyat perlu lebih banyak berdoa agar bisa hidup dan mati heppy ending, ketimbang ikut berpusing sesuatu yang belum tentu tahu.

Serahkan ke wakil rakyat.

Dan selebihnya kata Gus Baha, ya sudah semua akan diatur oleh semesta dengan aman. Pasrah. Mau apa lagi? 

Semoga Indonesia atau dulu dikenal sebagai Nusantara, dengan ibu kota baru di Nusantara, akan semakin berjaya sehingga Nusantara akan semakin hebat.

Maju negaranya, sejahtera rakyatnya. (21.01.2022/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun