Keselamatan berkendara di jalan tol menjadi isu yang sentral saat ini. Selain karena ada kejadian sopir Vanessa yang main hape dan diduga menjadi pemicu kecelakaan tunggal mematikan, juga karena memang sebagian kita hobi ngebut di jalan raya. Terlebih tol.
Lantas bagaimana memacu kendaraan walaupun cepat tapi selamat?
Atau ada juga yang mengatakan biar selamat yang penting cepat.
Karena ya buat apa ya di jalan tol kok jalan lambat, malah mengganggu kendaraan lain.
Setidaknya ada beberapa tips mudah biar selamat yang penting cepat.
(1) Stabil dengan tujuan pasti
Melaju di jalan tol akan stabil kalau tujuan pasti dan tidak diburu waktu. Makanya memang biar cepat tapi selamat, biar selamat walaupun cepat. Kalau tujuan berubah, jadinya bisa salah masuk lajur sehingga terburu buru mau balik namun susah amir.
Jikalau perlu tetap pakai maps untuk membantu memilihkan lajur yang sesuai.
Tujuan yang pasti juga ditentukan di exit tol mana yang akan dipilih.
Kalau sejak dari awal tidak tahu, maka risiko maju mundur kecepatan tidak stabil.
Dapat menyebabkan tubrukan dari belakang atau bahkan selip sendiri.
(2) Tidak kebakar esmossi
Sudah lazim mobil besar mau menang sendiri. Gak usah kebakar emosi. Biarkan saja dilewati, sehingga kecepatan kita tetap di standar aman.
Seperti Bis Eka yang terkenal standar kecepatannya disetel oleh sistem. Bis arah Jogja Surabaya itu kalau melebihi kecepatan 80 - 90 km / jam, sinyal langsung bunyi sehingga supir langsung mengurangi kecepatan.
Kalau mau cepat melampaui standar, pertanda sinyal akan memekakkan telinga penumpang.
Standar kecepatan di tol memang disetel ya di kisaran 80 - 100 km/jam.
Dalam praktiknya, bisa 120 sampai 150 km/jam tanpa terasa.
Apalagi kalau ada kebut kebutan. Wah.. bahayaa
(3) Berdoa selalu
Berdoa juga vital untuk keselamatan. Bahkan sahabat saya bilang, berdoa akan mengamankan kita meskipun bahkan kalau toh kita terkena kecelakaan maut.
Kalau kecelakaan dengan penyebab kita sendiri, ya mungkin juga perlu koreksi diri.
Namun ada juga kecelakaan yang karena ditubruk atau sedang minggir darurat, malah ketubruk.
Intinya mitigasi risiko harus dilakukan baik secara fisik, meta fisik, dan suprafisik.
Berdoa insya Allah akan mengamankan kita dari gangguan yang tidak terprediksi.
Juga ada ungkapan yang simpel: ngantuk jangan nyopir, nyopir jangan ngantuk.
Kalau ngantuk mendingan masuk ke rest area, ambil wudhu, shalat dan ngopi sejenak.
Semoga perjalananmu semakin selamat sampai di tujuan. (15.11.2021-Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H