Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Banyak yang Gaib di Dunia Ini

7 Oktober 2021   04:48 Diperbarui: 7 Oktober 2021   05:09 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi apakah setiap realitas hidup harus mampu kita ingat, harus kita lihat, dan mampu kita temui secara fisik?

Ternyata tidak. Itu adalah gaib. Tidak terlihat namun ada.

Sebagaimana cinta kasih sayang dalam keluarga. Apakah itu kelihatan ada, ya memang terasa. Namun bisakah kita lihat? Yang kita lihat adalah ekspresi cinta dan saling menyemangati penuh bahagia dalam keluarga.

Itulah gaib. Sebagaimana proses penciptaan alam, apakah kita mampu melihatnya?

Ambilah benih dan tanam di pot bunga. Tunggulah 24 jam tanpa berkedip. Adakah yang bergerak-gerak di sana?

Wow, mata akan tertutup mengantuk dan tertidur. Namun benih akan bergerak tumbuh menjadi tanaman.

Apakah itu terlihat oleh mata kita?

Rekaman kamera bahkan akan memperlihatkan itu.

Benarkah kamera melihat? Wow, sebenarnya tidak. Itu adalah karya artificial intelligence yang merangkai fakta satu dan fakta beirkutnya, sebagaimana animasi yang seakan bergerak.

Itulah gaib.

Mata tidak menjangkau, indera tidak merasa meraba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun