Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bersepeda di Pagi Jumat Sambil Mendoakan Tukang Tambal Ban

30 Juli 2021   09:02 Diperbarui: 30 Juli 2021   09:52 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak disangka saya gowes tiga hari berturut-turut. Setiap kalu berjalan saya berdoa semoga semua rakyat semakin sehat sejahtera dan negara semakin makmur. Berangkat sekira 0545 dengan pemandangan sebagian rakyat yang mulai antri untuk mengambil Bantuan Lansung Tunai (BLT) di kawasan Tanjung Perak Surabaya.

Sambil mengayuh sepeda saya terus berdoa untuk setiap orang yang ingin saya doakan. Tidak ingin pun juga saya doakan.

Melaju ke arah utara hampir ke penyeberangan Kamal - Madura, melintas perumahan dan berbelok manakala perumahan di tengah kawasan jebulannya pintu terkunci alias buntu.

Terus membalik arah ke Kawasan Ngampel, melintas jalan Kawasan ke arah THR, berputar terus sampai balik ke Tanjung Perak. 

Sepanjang jalan saya berdoa semoga jalanan bebas dari ranjau paku.

Jika ada maka saya akan menolong memungutnya.

Saya lihat tukang tambal ban tampak masih terkantuk. Saya doakan semoga beliau-beliau ini sehat banyak rejeki suka menolong dan semakin makmur.

Sebagian rakyat tampak berjualan nasi bungkus. Ada yang seharga 6 ribuan, atau yang 8 ribuan.

Dikonversi dolar ya sekira 0.8 US Dolar alias 80 sen dolar sekali makan nasi bungkus tersebut.

Namun menu bubur ayam dengan ceker pedes dan buah pepaya yang saya akan santap pagi ini selepas gowes di kisaran Rp. 25 ribuan.

Disparitas harga nyata di lapangan.

Sepanjang jalan di Surabaya akan banyak kita jumpai para tukang tambal ban. Beliau-beliau ini nyata penolong bagi pengendara yang kebanan alias ban bocor bocor bocor.

Dengan sigap beliau beliau ini akan sigap menolong.

Saya berdoa semoga semakin sehat rezeki barokah dan otoritas lokal mampu membuat regulasi sehingga lebih tertata lagi.

Seorang kawan bertanya mengapa di jalan tol jarang kita temukan tukang tambal ban?

Lantas dijawab bahwa karena dilarang, mungkin kalau diijinkan akan banyak tukang tambal ban di sepanjang jalan tol.

Kawan pun bertanya mengapa di tol jarang ada ban bocor?

DIjawab mungkin karena alam sangat baik, bocornya jika sudah dekat dengan zona penolong ban.

Jadi kalau kita melintas jalan bawah, dan jalan tol, maka akan ada 2 dunia yang sangat berbeda.

Beda yang bagaimana, silakan dibandingkan sendiri. 

sweeping hari ini tambah besar nemunya (dokpri) 
sweeping hari ini tambah besar nemunya (dokpri) 

Saya mau persiapan jumatan. (30.07.2021-Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun