Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Bu Risma Merendahkan Papua?

14 Juli 2021   19:35 Diperbarui: 14 Juli 2021   20:45 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pantai indah banyak di Indonesia Bagian Timur (kompas.com \)

Sebagaimana diketahui, sebagian penghuni Pulau Jawa ini sangat romantis masa lalu, tidak mau bergerak ke masa depan.

Bersantai-santai, sehingga kurang bekerja keras cerdas tangkas terampil trengginas.

Namun berdasarkan catatan sejarah pula, kalau anak-anak bangsa ini berurbanisasi, transmigrasi, atau bahkan imigrasi, justru akan kelihatan etos kerja yang kuat hebat tepat dan cepat.

Maka tidak heran melihat ASN yang cenderung malas kurang disiplin, emak Risma mengancam akan memindahkan, dengan tujuan menghidupkan etos kerja yang disiplin dan penuh perjuangan.

Artinya ancaman tersebut bukan berarti memindahkan ke tempat yang kurang baik, justru malah sangat besar kemungkinan lebih baik.

Kalau sebagian di sekitar saya, malah ada yang sangat takut dipindah ke Jakarta; macet, polusi, covid, hiruk pikuk.

Maka oleh manager HRD, kadang kalau kelihatan kurang giat, dia diancam akan dimutasi ke Jakarta. 

Maka dia pun takut mutasi ke Jakarta, dan berubah menjadi disiplin.


Pernah ada anak kecil ditakut-takuti akan disuntik Dokter, padahal suntikan dokter justru menyehatkan.

Ancaman terhadap dokter, bukan berarti dokter itu terisolir atau penghinaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun