Namun apa dikata. Bos saya meminta minimal 1 SIUPP adalah senilai 1 milyard, Jadi penawaran 50% tersebut dinilai terlalu murah.
Dan transaksi batal.
Hingga meletuslah reformasi 1998 di bulan Mei. Semua ijin penerbitan media dibuka tanpa syarat tanpa dokumen. Bebas sebebas bebasnya.
Setiap gang jalan bisa menerbitkan majalah koran mingguan dan sebagainya.
Dan............. berakhir lah era SIUPP yang berjaya di jaman Pak Harmoko. SIUPP di era reformasi menjadi tumbang tanpa harga.
Bahkan akhirnya di era tahun 2020-an ini, koran majalah edisi cetak juga tumbang digantikan online media sosial dan semua orang bisa menulis berita sampai hoaks sebanyak yang dimaui.
KEWIBAWAAN MEDIA
Barangkali buah sejarah yang sangat baik di jaman Pak Harmoko adalah kewibawaan media yang saat ini tidak ditemukan di jaman milenial berkuasa ini.
Berita dibombardir oleh semua orang, sehingga media mainstream pun terkadang bikin berita dengan judul bombastis dengan isi yang tidak relevan.
Pak Harmoko tetap sebagai pahlawan di media yang akan dikenang sebagai orang baik.