Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menengok Fatimah Binti Maimun di Gresik

2 Juli 2021   19:00 Diperbarui: 2 Juli 2021   21:45 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Fatimah dari sisi lain (dokpri)

Alhamdulillah sebagai rangkaian silaturahim kepada para leluhur dengan ziarah Wali Songho akhirnya saya di Jumat (2 Juli 2021) ini dapat takdir mengunjungi Makam Eyang Fatimah Binti Maimun di desa Leran Kec Manyar Gresik. Lokasi yang sebenarnya sangat mudah terjangkau namun belum tentu Anda dapat menjangkaunya.

Buktinya saya sudah masuk ke kawasan Gresik Surabaya sejak 1 Mei 1999, sekira 22 tahun yang lalu, baru terkabul bisa datang di makam leluhur yang sangat luhur pada Jumat 2 Juli 2021 ini. Padahal ternyata dari pintu keluar tol di Bunder, tinggal ke arah Manyar, belok kiri, maka sudah sampai ke kawasan Leran.

Makam ini sejatinya sangat penting untuk meluruskan sejarah atau merekonstruksi ulang peradaban Nusantara. Bagi yang ahli dipersilakan untuk menyampaikan yang lebih detail, saya mencoba menguraikan sedikit dalam perspektif awam dengan tanya jawab dan sumber literasi yang didapatkan baik online maupun offline.

Pertanyaannya, lebih dulu mana Majapahit yang adalah kerajaan Hindu dengan kedatangan keluarga Fatimah Binti Maimun dari Malaka Malaysia namun berayahkan orang Iran tersebut? 

Majapahit - konon - berdasarkan beberapa sumber didirikan oleh Raden Wijaya dengan pembukaan hutan oleh Raden Wijaya di delta Sungai Brantas pada 1293, yang kemudian menjadi desa dengan nama Majapahit.

Fatimah Binti Maimun, malahan sudah wafat pada tahun 1082 M di Gresik yang adalah kawasan pesisir barat dari Surabaya dan Mojopahit adalah di Trowulan Mojokerto arah selatan Surabaya. 

Siti Fatimah Binti Maimun, atau dikenal dengan sebutan Putri Retno Suwari, lahir di Malaka pada 1064 Masehi. Ayahnya bernama Maimun (bergelar Sultan Mahmud Syah Alam) dan berasal dari Iran. Sedangkan ibunya bernama Siti Aminah dan berasal dari Aceh.

Saya awam bingung juga, jadi sebelum Majapahit didirikan Raden Wijaya, tidak kurang 200 tahun sebelumnya sudah ada muslim di tanah Jawa. Sehingga nalar yang mengatakan Majapahit runtuh karena Demak, menjadi tidak logis karena sangat besar kemungkinan ketika Majapahit baru berusia muda, sudah ada pusat-pusat budaya muslim di Tanah Jawa bahkan jauh sebelum kerajaan Hindu Majapahit berdiri.

Dokpri
Dokpri

Stiamak Barunawati Surabaya berkepentingan dengan sejarah ini terkait administrasi bisnis kepelabuhanan dan pelayaran yang menjadi salah satu objek studi dalam kurikulum di dalamnya. Sisi historis perdagangan kemaritiman penghubung Aceh - Iran - Champa - Gresik - Mojokerto - Blambangan adalah jejak yang perlu ditelusuri. 


INKRIPSI SEJARAH 

Fatimah binti Maimun menarik sejarahwan karena penemuan inskripsi yang tertulis di makamnya ketika itu.

"Atas nama Tuhan Allah Yang Maha Penyayang dan Maha Pemurah

Tiap-tiap makhluk yang hidup di atas bumi itu adalah bersifat fana

Tetapi wajah Tuhan-mu yang bersemarak dan gemilang itu tetap kekal adanya

Inilah kuburan wanita yang menjadi kurban syahid bernama Fatimah binti Maimun

Putera Hibatu'llah yang berpulang pada hari Jumiyad ketika tujuh

Sudah berlewat bulan Rajab dan pada tahun 495

Yang menjadi kemurahan Tuhan Allah Yang Maha Tinggi

Bersama pula Rasulnya Mulia"

dari arah depan (dokpri)
dari arah depan (dokpri)

......... bersambung............. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun