Sekedar peringatan untuk kita semua bahwa di tengah pandemi ini hampir semua musuh kesehatan manusia mengintip dan mengibarkan kapak perang. Tidak ketinggalan penyakit typus yang sejatinya adalah penyakit baheula akibat kurang higienis makanan minuman yang masuk ke tubuh kita.
Lantas bagaimana mengatasinya?
Yang jelas tetap periksa ke dokter. Tidak boleh menebak-nebak. Jika panas sudah terasa lebih dari 2 hari, waduh ya harus segera diobati.
Gejala panas demam bisa saja disangka positif covid.
Bedanya, kalau covid itu kehilangan indera perasa dan lidah tidak bisa mencecap rasa. Tengorokan kering dan ada sakit nyeri. Dada agak sesak seperti ditimpa gajah.
Maka ada kemungkinan itu covid19. Meski demikian, ya kuncinya periksa laboratorium.
Sedangkan jika perut mual sebah, mau muntah, panas dingin dengan keringin di dahi ketika malam hari, dan membaui makanan menjadi jengkel mual.., ada kemungkinan itu gejala typus.
Solusinya adalah ya ke dokter. Tidak ada pilihan.
Tidak mungkin era saat ini gejala typus atau covid, malah diperiksakan ke dukun atau paranormal.
Sebagian paranormal di era pandemi ini malah ada yang terpapar covid dan meninggal dunia.
Maka sesuai saran dokter: nutrisi yang baik dan istirahat cukup.
Juga protokol kesehatan: masker lapis 2, jaga jarak, jauhi kerumunan, cuci tangan, dan ikuti saran dokter.
Saya kirim doa untuk semua pembaca semoga sehat selamat tidak kurang suatu apa. (27.06.2021/Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H