Ia menikahi putri raja yang memberinya dua putra; yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha atau Raden Santri. Setelah cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, ia hijrah ke pulau Jawa dan meninggalkan keluarganya.
Sayid Ali Murtadha ini juga dimakamkan di sisi barat alun-alun Gresik, dan juga sering diziarahi masyarakat.
Sunan Ampel ada di kompleks makam Ngampel Surabaya, sehingga jejak historis kalangan wali ini masih bisa ditelusuri sampai saat ini.
Setelah dewasa, kedua anaknya mengikuti jejaknya menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
GRESIK - PERSIA - ACEH - SURABAYA - CHAMPA
Jika ditelusuri, memang ada jalur sutra antara Gresik - Pasai - Champa - Persia, dan Gresik pastinya secara geografis dekat dengan Surabaya. Dalam banyak cerita rakyat, Syeh Maulana Malik Ibrahim kadang-kadang juga disebut dengan nama Kakek Bantal. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam, yang ketika itu belum begitu populer dibandingkan dengan profesi nelayan yang secara kasat mata seperti hanya tinggal menangkap ikan, berbeda dengan bercocok tanam yang membutuhkan ilmu benih, menanam, memelihara, memanen, dan seterusnya.
Ia merangkul masyarakat bawah, dan berhasil dalam misinya mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Perang saudara disebabkan antar keluarga bangsawan berebut kekuasaan, sementara krisis ekonomi disebabkan masa panen yang gagal, atau nelayan yang terganggu oleh musim berlayar namun ada banyak musibah alam ketika itu.
Selain itu, ia juga sering mengobati masyarakat sekitar tanpa biaya. Hal inilah yang mengundang simpati rakyat, apalagi rakyat Jawa ketika itu dapat dipastikan sangat tradisional dan masuh banyak terbelit oleh kepercayaan animisme dan dinamisme.
Sebagai tabib, diceritakan bahwa ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Champa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya sendiri, karena memang Syeh Maulana Malik Ibrahim sempat berada di Champa.
Muslim Champa ini, saya sendiri pernah bertemu di Vietnam ketika tour alias ziarah ke Chuci Tunnel atau terowongan Vietkong di Vietnam. Dan saya bertemu orang Champa muslim yang membuka usaha warung "halal resto" di Vietnam.
Dari kisah-kisah wali Syeh Maulana Malik Ibrahim, saya mengambil simpulan bahwa ternyata jika manusia berbuat baik, bahkan sudah wafat pun masih ada manusia lain yang senang dan suka menemuinya, alias menziarahinya, dan mengirim doa-doa kebaikan untuk almarhum.