Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Hindari Plagiarisme pada Karya Tulis Mahasiswa

7 Juni 2021   20:45 Diperbarui: 7 Juni 2021   21:08 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahun 2021 masih ada dosen mewajibkan tulisan tangan di UTS untuk menghindari plagiarisme (Dokpri)

Tips atau tutorial menghindari risiko penjiplakan atau plagiarisme sudah banyak dikaji dan dilakukan oleh penulis atau sastrawan terkenal. Namun demikian masih saja ada jejak-jejak menjiplak yang akhirnya mengemuka di publik. 

Kalau penulisnya sudah kadung almarhum seperyti Chairil Anwar, maka meski pernah dituding menjiplak ya tetap dikenal sebagai penyair mega dahsyat. Apalagi memang pilihan diksi kata dan sihir bahasa, memang sangat bermakna dan seakan-akan memiliki jiwa.

Lha dalahnya kok ya barusaja ada sastrawan kekinian yang dituding berkarya hasil penjiplakan. Jebulnya jiplak menjiplak juga masih menghantui sastrawan kita meski dengan banyak dalih dan argumentasi setelah viral. 

Namun editor langsung melakukan langkah mematikan yakni menghapus karya tersebut, dan masih berisiko kalau ada Dewan Etika Sastrawan, maka akan diadili dengan sesadis sadisnya. Hehehe.. biar dramatis..

Silakan melihat berita ini karena ada yang tidak tega sastrawan sebesar beliau bisa terkena kasus penjiplakan. 

Kok Bisa to Pak ASL?

Dunia kampus juga tidak kalah rame dengan kasus plagiarisme. 

Misalnya dalam link yang bisa ditelusuri sebagai berikut: Doktor kok plagiat?

Makanya tips ini hanya ditujukan bagi mahasiswa S1 dan S2 saja, bagaimana menghindari plagiarisme. Seperti mahasiswa saya yang sempat panik karena berulang kali dihapus oleh Pak Admin Kompasiana gegara tuduhan copas juga. 

Nah, mari kita lihat tips singkat sebagai berikut: 

(1) Jujur dalam menulis dengan menyertakan rujukan yang benar.

Rujukan atau sitasi memang sulit-sulit gampang tapi tetap sulit namun ya bisa gampang. Sebab cara mengutip akan ditentukan dengan jam terbang dan fleksibilitas dalam menggunakan kata dan kosa yang dimiliki. 

Kalimat aktif dibuat kalimat pasif, menyisipkan kata yang membantu menjelaskan maksud kalimat, juga membantu penulis untuk terhindar dari jebakan plagiarisme.

Rujukan atau sitasi yang benar akan meningkatkan kualitas tulisan, alih-alih dianggap kebanyakan mengutip. Namun demikian juga penulis perlu untuk merangkai kalimat yang memang ditentukan oleh pengalaman dan pembelajaran para penulisnya. 

(2) Jangan terpesona dengan artikel lain sampai lupa melakukan parapfrase.

Arti singkat simpel dari parafrase adalah menggunakan kalimat sendiri untuk menjelaskan maksud dari objek tertentu. Kalau mahasiswa rajin menyimak atau bahkan merekam penjelasan dosen, maka itu bisa digunakan sebagai kalimat untuk menjelaskan sesuatu objek bahasan. 

Maka kemampuan mahasiswa menyimak penjelasan dosen juga akan menentukan kemampuan parafrase dalam penulisan makalah atau karya tulis. 

(3) Gunakan aplikasi Turnitin atau aplikasi anti plagiarisme sejenisnya. 

Nah kalau ini lebih baku dan cenderung mematikan bro sis.... utamanya kalau mau publikasi jurnal ya mau tidak mau harus dengan program aplikasi khusus seperti Turnitin. 

Tujuannya ya mengecek makalah atau artikel apakah sudah dalam batas toleransi plagiat, atau sudah melebihi. Ada yang membuat standart minimal 20%, atau juga yang strik antara 5 - 15% maksimal dalam kategori plagiat menurut algoritme aplikasi.

BAhkan ada dosen yang masih mewajibkan tulisan tangan di UTS atau UAS untuk menghindari plagiarisme. 

Doeloe skripsi mahasiswa Teknik Sipil juga harus ditulis tangan dengan tujuan mahasiswa menguasai materi dan bukan menjiplak. 

Bahkan saya mengutip jelas itu punya saya sendiri, juga dianggap plagiat dengan istilah self plagiarisme.

Maka tips atau tutorial menghindari plagiarisme, selain memahami teorinya juga harus praktik dengan menulis makalah sebanyak-banyaknya bagi mahasiswa. Dan berlatih mengecek kualitas tulisan apakah masih ditangkap sebagai artikel plagiat, atau sudah lulus uji.

Kalau mahasiswa Stiamak Barunawati Surabaya yang sebagian besar memang eksekutif muda di swasta atau pun bumn, maka saya masukkan saja tugas menulis makalah di Kompasiana, maka polisi admin akan menangkap basah siapa pun yang terbukti plagiat. Dan mahasiswa akan terpacu untuk membuat artikel sebaik-baiknya.


Jadi tips lain untuk menghindari plagiarisme adalah, kirimkah tulisanmu ke Kompasiana, kalau dihapus berarti masih ketangkep sebagai plagiat. Semoga bermanfaat, dan ayo berlomba menulis karena di luar yang pinter ngomong sudah banyak, dan hanya menulis yang bisa ketahuan plagiat atau tidak. 

Kalau pandai ngomong kayaknya plagiat semua  ya ... hehehe... (07.06.2021/Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun