Tadinya saya mengira saya tidak gegar otak karena masih sadar. Baru setelah terasa mual dan muntah..... tanda gegar otak telah terjadi.
Saudara-saudara saya berdatangan. Sekitar 1 bulanan saya dirawat, alhamdulillah saya pulih kembali. Namun lengan kiri dipen, ada logam yang harus ditanam. Sementara kepala dibur, masih ada bekas lubang yang ditutup kulit sampai saat ini meski ya alhamdulillah tetap normal.
Pikiran dan doa saya ketika itu, " Ya Allah.. pulihkan kembali kesehatan saya karena saya belum membalas budi baik orang tua saya... Ijinkan saya hidup dulu sebelum memang ajal saya telah Engkau tetapkan."
******
Begitu sekelumit kisah saya ketika nyawa di ujung tanduk. Dan saya masih diberikan hadiah hidup sampai di tahun 2021 ini. Sambil saya menghimbau di antara pembaca mungkin ada yang saya pernah salah, mohon kiranya dimaafkan. Kalau ada hutang yang mungkin saya lupa, mohon ditagihkan segera mumpung saya masih sadar 100% hingga saat ini.
Tersebab saat ini kehidupan tidak dapat diprediksi hanya berdasarkan kualitas kesehatan. Ada yang sehat, begitu diketahui ada gejala Covid19, ditangani dokter, selang 1 minggu malah wafat dengan cepat. Dan kolega saya tidak kurang dari 7 orang wafat karena ini, ya pasti karena ajal telah ditetapkan oleh Hyang Maha Wenang.
Lantas, kira-kira apa yang kita lakukan jika kita tahu persis kemungkinan nyawa kita akan hilang dalam waktu 7 bulan mendatang?
Saya akan berbagi kisah yang sudah sangat populer, namun tetap ada ibrah atau pembelajaran yang bisa kita petik. Tentang anak muda yang kaya raya, bisnis sukses, lantas diprediksi wafat dalam waktu 7 bulan ke depan, atau 3 tahun, atau sedikit tahun?
*****
Adalah seorang anak muda berdarah Palestina, Ali Banat, nama yang ia sebut, adalah pengusaha sukses asal Sydney, Australia, yang menyumbangkan seluruh harta yang ia miliki untuk kaum miskin di Afrika. Bukan lagi persentase harta, melainkan 100% hartanya dia sumbangkan untuk kemanusiaan. Langkah ini dilakukan Banat sebelum akhirnya memang dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2018, tiga tahun setelah didiagnosis mengidap kanker stadium empat.