Candi Singasari ditemukan oleh Nicolaus Engelhard pada tahun 1803. Uniknya candi ini sempat menarik perhatian Th. Stamford Raffles yang mengunjunginya pada tahun 1855.
Saat itu disebutkan bahwa candi tersebut berada di tengah hutan jati yang baru dibabat pada tahun 1820, jadi bisa dibayangkan dahulu hutan di Singosari adalah hutan jati seperti yang bisa dijumpai sekarang di Hutan Jati Perhutani di Ngawi Jawa Tengah.
Blom berpendapat, tapi ini pendapat jaman doeloe lho ya, bahwa Candi Singosari ini terletak pada sebuah kompleks yang luas dengan delapan candi dan arca-arca tersebar. Sekarang, ya hanya candi tunggal saja. Situs sudah banyak berubah, dan area tidak sebesar yang digambarkan kisah tersebut.
Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 M yang terletak di halaman kompleks candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Kertanegara, yang mangkat pada tahun 1292 akibat istananya diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin Jayakatwang. Kuat dugaan, menurut kajian para ahli sejarah bahwa candi ini tidak pernah selesai dibangun.
Seperti biasa, jika Borobudur pernah tenggelam di bawah tanah dan "dibangun"oleh Gubernur Jenderal Raffless, maka ada kemungkinan yang "merekonstruksi" candi Singosari ini juga atas inisiatif Gubjeng Raffless.
Disklaimer: silakan ahli sejarah meralat jika keliru.
Kapan tepatnya Candi Singasari didirikan masih belum diketahui, tetapi para ahli purbakala memperkirakan candi ini dibangun sekitar tahun 1300 M, sebagai persembahan untuk menghormati Raja Kertanegara dari Singasari.
Setidaknya ada dua candi di Jawa Timur yang dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, yaitu Candi Jawi dan Candi Singasari. Sebagaimana halnya Candi Jawi, Candi Singasari juga merupakan Candi Siwa. Hal ini terlihat dari adanya beberapa arca Siwa di halaman Candi.
Kalau Candi Jawi lokasinya di arah Tretes Pandaan, jarak sekitar 10 an kilometer arah utara SIngosari. Bentuknya lebih menyerupai Hindu ketimbang Budha dari bentuk stupanya. Sedangkan Singosari ini lebih beraliran Syiwa Hindu.
Saya tidak bisa masuk ke lokasi candi karena ditutup sesuai larangan mudik dan penutupan lokasi wisata.
Hanya bisa memfoto dari luar dan ikut menyaksikan betapa Kehebatan Prabu Kertanegara dan ini adalah kakek moyang dari Raja diraja Majapahit Raya, sekarang tinggal candi batu membisu dan bahkan tidak kuasa membuka pintu untuk para tamu yang mau silaturahmi ke lokasi candi.