Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemenangan Iedul Fitri dan Hindari Menjadi 3 Golongan Merugi

12 Mei 2021   10:49 Diperbarui: 12 Mei 2021   11:10 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Kemenangan sebentar lagi tiba. Semua organisasi massa dan pemerintah telah menetapkan Iedul Fitri jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021 sehingga hari ini adalah puasa hari ke-30 genap Ramadhan 1442 Hijriah. Lantas kemenangan dari apa ya sebenarnya? 

Secara khusus  Idul Fitri disebut hari raya kemenangan karena pada hari itu, shoimin dan shoimat  (orang yang berpuasa baik laki-laki maupun perempuan) dapat terlahir kembali sebagai orang-orang yang menang mengendalikan hawa nafsu setelah sebulan penuh berpuasa. Pada Ramadhan itu, kaum Muslim melakukan jihad akbar mengendalikan hawa nafsunya. Pertanyaannya adalah apakah semua sebulan penuh mampu berpuasa tanpa percikan hawa nafsu yang merusak pahala puasa? Benarkah kemenangan untuk semua orang?

Ya alhamdulillah inilah Hari yang Fitri. Hari yang suci dan disucikan menyambut kemenangan kaumyang berpuasa karena semata iman kepada Allah SWT. 

Dan janji Allah sesuai benar dengan apa yang ditetapkan dalam Hadist Qudsi bahwa "Allah Swt berfirman, puasa itu untukku dan Aku yang akan langsung mengganjarnya. Seseorang mengabaikan syahwat, keinginannya untuk makan dan minum hanya karena Aku. Puasa merupakan tameng. Ada dua kebahagiaan orang yang berpuasa: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu Tuhannya. Aroma mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak Misik." (HR. Al-Bukhari)

Setidaknya ada 3 moralitas pembelajaran mengenai Hari Kemenangan Iedul Fitri ini.

(1) Simbolisasi Kemenangan 

Iedul Fitri 2021 adalah simbolisasi kemenangan bagi yang berpuasa. Bagi yang tidak berpuasa pun, juga kemenangan dalam kesabaran berinteraksi selama bulan puasa. Mungkin yang tidak berpuasa juga latihan sabar untuk tidak mengumbar suasana makan siang, karena komunitas di sekitar berpuasa. Artinya ia pun juga mengendalikan diri. Berpuasa apalagi selain menahan lapar dahaga dan hal lain yang membatalkan puasa, juga sabar untuk tidak merusak pahala puasanya sendiri dengan berperilaku yang tidak sesuai dengan ciri syariat orang berpuasa. 

Maka bagi yang berpuasa maupun tidak berpuasa, semua diuji kesabarannya.

Maka kemenangan Iedul Fitri adalah kemenangan bagi semua yang mampu menahan hawa nafsu konflik, bertikai, dan saling merusak. Semua diuji kesabarannya dan bagi yang berpuasa terlebih dia juga menahan lapar dahaga serta menghindari segala sesuatu yang membatalkan pahala puasa. 

Ramadhan menjadi barokah untuk semua. Iedul Fitri menjadi hari kemenangan untuk semua.

Maka disebut Hari Kemenangan karena Iedul Fitri simbolisasi hari di mana manusia lulus uji minimal selama 30 hari di bulan Ramadhan dengan melewati masa berpuasa baik lahir batin moral maupun spiritual. 


(2) Pahala puasa tetap menjadi rahasia 

Sebagaimana dalam Hadist Qudsi di kutipan, bahwa puasa adalah ibadah yang sangat rahasia. Semua orang dapat mengaku berpuasa, namun hanya dirinya dan Allah yang mengetahui apakah benar berpuasa, atau diam-diam batal puasa karena tidak kuat lapar tidak kuat dahaga atau tidak kuat menahan diri dari hal yang merusak pahala puasa.

Kemenangan sejati pastinya dimiliki bagi orang yang berpuasa utuh bersih karena Allah semata, namun ini tetap sulit untuk diidentifikasi. Allah sendiri juga menjamin bagi yang benar berpuasa, pahala akan diberikan secara langsung.

Kemenangan di Iedul Fitri sejatinya sebuah selebrasi sebagai tanda bahwa ujian formal puasa Ramadhan telah usai, dan akan terus berlanjut setelah Iedul Fitri dengan terus berusaha meningkatkan derajat takwa.


Sebagaimana pernah diriwayatkan; 

"Sungguh celaka seorang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan itu berakhir dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta'ala belum mengampuni dosa-dosanya." (HR. Tirmidzi)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah manusia paling dermawan dalam kebaikan, dan beliau paling dermawan pada bulan Ramadhan. Malaikat Jibril menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan hingga Ramadhan berakhir.

Maka bagi orang yang berntung mendapatkan kemenangan sejati adalah mereka yang mampu melewati Ramadhan dengan penuh suka cita berpuasa, mendapatkan ampunan atas dosa, dan terus meningkat kualiats imannya setelah Ramadhan.

Secara duniawi, setiap manusia wajib untuk terus meningkatkan kualitas iman takwanya bahkan setelah Ramadhan, tersebab ciri orang yang beruntung adalah orang yang dari hari ke hari semakin baik dan semakin baik serta semakin menebar rahmat bagi alam semesta. 

Semoga kita semua termasuk hamba yang beruntung dan diberikan banyak karuia hidayah barokah semasa Ramadhan serta terus meningkat kebaikan kita dari hari ke hari hingga kelak di saatnya memang kita pun akan mati raga namun tidak jiwa kita.  yang berpulang kepada Allah SWT. 

(3) Rahmatan lil'alamiien

Inilah salah satu ciri orang yang mencapai Kemenangan Iedul Fitri 2021, bahwa ia semakin migunani tumraping liyan, menjadi rahmat bagi alam semesta. Kemenangan menundukkan hawa nafsu, nafsu untuk mengeksploitasi nafsu untuk menang sendiri nafsu untuk menjadi paling ini paling itu dengan cara manipulatif, kita tundukkan dengan meluruskan niat hidup semata karena beribadah kepada Nya.

Kemenangan sejati adalah ketika kita semakin baik bagi alam semesta dan membuat kita semua semakin tunduk taat kepada kehendak Allah SWT.

Termasuk di sini adalah wawasan keilmuan semakin baik, karena kualitas ibadah sangat tergantung kepada kualitas ilmu yang kita miliki.


HINDARI MERUGI 

Lantas bagaimana menghindari menjadi 3 golongan yang merugi, karena di Hari Kemenangan ada golongan yang justru merugi. Saya kutipkan beberapa riwayat sebagai berikut;

Nabi bersabda: Celakalah seseorang, aku disebut-sebut di depannya dan ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku. dan celakalah seseorang, Bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan, dan celakalah seseorang yang kedua orang tuanya berusia lanjut namun kedua orangtuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga (karena kebaktiannya)." (HR. Tirmidzi).

(1) Selalu bersalawat dan mengistimewakan Ramadhan 

Dari Hadist di atas, maka orang yang merugi adalah orang yang tidak atau jarang bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan melewati bulan Ramadhan dengan biasa-biasa saja. 

Padahal Ramadhan adalah bulan penuh berkah. 

Seharusnya waktu dibelanjakan untuk banyak takarub mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak jamaah di masjid, membaca salawat Nabi, senang dan penuh semangat sadakah tilawah dan berbuat baik di Ramadhan, dan terus tanpa henti semangat dalam ibadah meskipun Ramadhan telah lewat. 

(2) Selalu memohon ampunan setiap saat.

Orang juga dianggap merugi atau tidak mencapai kemenangan jikalau Ramadhan lewat ternyata dosanya tidak diampuni. Maka kewajiban bagi manusia untuk terus beristighfar memohon ampunan sehingga lewat Ramadhan semoga dosanya diampuni dan bersih bagaikan bayi yang baru lahir (fitrah, kembali ke fitri).

Inilah doa yang sering dibaca Nabi ketika Ramadhan untuk memohon ampunan: 

Asyhadu alla ilaha illallah, Astaghfirullah, as alukal jannata wa a'udzubika minan naar, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni (3x)

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah, aku mohon ampun kepada Allah, sesungguhnya aku memohon surga kepadaMu dan aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka, Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku."

(3) Selalu berbakti dan mendoakan orang tua 

Ramadhan adalah saat yang tepat untuk meningkatkan bakti kita kepada orang tua. Jika ornag tua sudah tiada, maka dapat menjalankan sedekah dengan harapan pahala juga sampai kepada orang tua, dan terus berdoa agar orang tua semakin berlimpah barokah di haribaan Nya.

Salah satu amalan yang tak pernah putus meski orang sudah meninggal yakni adalah doa dari anak sholeh dan juga sholehah dan dapat menjadi bekal bagi orang tuanya untuk hidup di akhirat nanti. 

Hal ini merupakan sesuai dengan sabda Rasulullah sebagai berikut:

"Jika seseorang telah meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh" (HR. Muslim).

Maka di bulan Ramadhan adalah saat yang sangat dianjurkan untuk meningkatkan bakti kepada orang tua. Selain bersikap perilaku baik untuk yang masih hidup, dan terus berdoa beramal untuk orang tua yang wafat. 

Bacaan yang dapat diucapkan antara lain: 

Allahumma fighfirlii wa liwaa lidhayya warham humaa kamaa rabbayaa nii shokhiroon

yang Artinya adalah:

"Ya Allah, ampunilah seluruh dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Baik ibu maupun bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil."

Khusus untuk orang tua yang sudah wafat kita dapat membaca sebagai berikut: 

Allahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wa wassi' madkholahu, waghsilhu bil maa i wats-tsalji walbarodi wa naqqihii minal khothoo ya kamaa yunaqqots- tsawbul abyadhu minad danas

Wa abdilhu daaron khoiron min daarihii wa ahlan khoiron min ahlihii wa zawjan khoiron min zawjihi, wa adkhilhul jannata wa a 'idzhu min 'adzaabil qobri wa fitnatihi wa min 'adzaabin naar.

Artinya sebagai berikut: 

"Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dan muliakanlah dia di tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan dan dosa seperti baju putih yang bersih dari kotoran.

Dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke dalam surga-Mu, dan lindungilah dia dari siksa kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka."

Semoga Allah memberkahi kita semua. Selamat Iedul Fitri 2021 semoga kita semua mencapai kemenangan, dan tetrhindari dari hal-hal yang merugikan. Semoga kita masih berjumpa dengan Ramadhan tahun depan dan seterusnya. Aamiin.  (12.05.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun