Parcel yang dikenal jaman doeloe adalah yang dibeli di toko dengan keranjang rotan dengan hiasan menarik dan isinya ketika dihitung kok sebenarnya sedikit ya. Maka saya bersama teman-teman mencoba membuat parcel hati yang penting isinya dan ditujukan kepada semua orang yang dipandang pantas untuk menerimanya.
Bukan hanya untuk dhuafa atau kaum miskin papa namun teman saudara tetangga handai taulan yang pada mereka kita perlu untuk saling mengunjungi meskipun hanya kunjungan virtual.
Parcel sendiri berasal dari kata yang bermakna : parcelkb. 1 bingkisan, bungkusan, paket. 2 bidang. -parceling kb. pembagian, pematokan.
Dengan kata lain, parcel berarti bingkisan yang dibungkus untuk dibagikan.
Dalam bahasa Inggris, ada istilah hamper lebih erat dengan keranjang anyaman yang berukuran besar dan digunakan untuk mengangkut barang atau makanan. Istilah ini berubah di benua Amerika. Di Amerika Serikat, istilah hamper dipakai untuk merujuk pada keranjang untuk pakaian yang akan dicuci, alias keranjang londdri sebelum dimasukkan ke dalam mesin cuci.
Jadi, hamper punya makna barang yang dimuat dalam wadah serupa keranjang.
Jadi, jika sebuah bingkisan dikirimkan menggunakan keranjang, seharusnya lebih tepat menggunakan kata hamper. Ini salah kaprah, salah tapi sudah umum dan ya sudah gak apa apa itu maksudnya parcel ya hammer.. eh... hamper...
Kalau hammer lak jadi palu ya...
Awalnya memang ditujukan sebagai paket sembako dengan isi minyak goreng, kue kue, kacang-kacangan, sarden, susu kaleng, teh kopi gula mie beras dan lain sebagainya. Lama-lama akhirnya diputuskan bahwa bingkisan tersebut bukanlah "paket sembako" melainkan "parcel hati".
Artinya semua parcel dimaksudkan sebagai tanda cinta kasih hati yang tulus dan disebarluaskan ke semua handai taulan yang kiranya perlu untuk menerimanya. Asumsinya jika si penerima tidak mau mengkonsumsi maka dapat diberikan juga kepada tetangga atau saudara di sekitarnya.
Parcel dengan tas kemasan cantik atau bahkan hanya dibungkus plastik semua akan berguna apalagi di bulan Ramadhan ini. Atau bisa juga dinamakan Parcel Lebaran karena diberikan menjelang Lebaran.
Hati senang gembira mendapatkan bingkisan yang berisi makanan kue minuman dan lain sebagainya. Dulu ibu saya juga sangat senang ketika menerima parcel dari kantor, disebabkan anak ada di beberapa kantor maka parcel juga beragam. Alhamdulillah, belajar kepada kebahagiaan Ibu yang sekarang almarhum, kami berbagi parcel kepada banyak pihak untuk berbagi hati dan suka cita Ramadhan menjelang hari raya Iedul Fitri.
Banyak Komunitas Melakukan
Alhamdulillah sekarang banyak komunitas melakukan bagi-bagi parcel, semua saling meniru kebaikan dan berlomba berbuat kebajikan. Semakin banyak orang yang berbuat baik semakin baik peradaban manusia.
Komunitas Gembul (Generasi Mengaji Bantul) 8487 membagi parcel tidak kurang dari 50 paket dengan sebaran di Madura, Banyuwangi, Tangerang, Bantul, dan lain sebagainya. Termasuk di sini akan ditambah dengan 50 voucher cukur gratis dan 50 paket anak untuk diprogram sunatan massal.
Komunitas BiAS (Bina Anak Soleh) berbagi parcel tidak kurang dari 300 paket dengan sasaran desa binaan di Bantul Yogyakarta dan menggalang donasi dari semua pihak yang berkenan.
Komunitas perusahaan berbagi parcel untuk masyarakat pesisir di 7 provinsi yakni Jatim Jateng Bali NTT NTB Kalsel Kalteng dengan kombinasi program pembinaan masyarakat (community development).
Komunitas tetangga juga semakin banyak yang berbagi parcel sesuai dengan jaringan yang dimiliki.
Intinya alhamdulillah.......... segala puji milik Allah bahwa semakin banyak orang baik di muka bumi ini. Semoga kebaikan ini akan mengusir wabah pandemi covid19 dan dunia akan semakin dama sehat sejahtera berlimpah hidayah dan barokah selalu.
Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan yang hampir sampai ke garis hari Iedul Fitri. Teruslah berbagi parcel ramadhan untuk menebar rahmat bagi alam semesta. (7.05.2021/Endepe)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI