Namun namanya pesahabatan pertemanan, ya tetap bersahabat tidak ada dendam. Namanya juga anak-anak, ketika dewasa ya saling memaklumi dan malah tertawa-tawa. Teman saya sampai ada yang dipanggil "Cumplung", karena kepada plontos kayak buah kelapa yang dikupas ketika esempe dulu. Lha besarnya malah jadi polisi, alhamdulillah kok mas cumplung ini baik hatinya,tidak dendam di masa lalu. Jadi malah bersahabat semedulur bersama teman esempe ketika reunian, dan tertawa-tawa mengingat masa lalu yang ketika di masa itu bisa jadi menyakitkan.
Ya itu cerita geng cowok-cowok. Kalau geng cewek-cewek, waduh gak tahu juga gimana ya.. biasanya ngegenk dengan kelompok minat misalnya sama-sama ekskulnya karawitan, atau sama-sama alumnus SD yang sama.
Sekarang, geng sekolah saya malah semangkin rukun setelah puluhan tahun lulus dan fokus ke aktivitas filantropis. Bakti sosial, silaturahim, berbagi ilmu lewat webinar, saling mendukung untuk hidup yang lebih migunani tumraping liyan.
Geng jaman doeloe menjadi cerita pelengkap perjalanan hidup. Sebagian jagoan geng di masa lalu ada yang wafat karena pandemi, atau peristiwa lain, kami saling mengirim doa agar semua husnul khatimah.
Alhamdulillah kisah geng masa lalu akan semakin lewat digantikan dengan kesibukan bagaimana hidup lebih bermakna dengan saling bantu kepada sesama.
Selamat menjalankan Ramadhan. (02.05.2021/Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H