Sebagai utusan Tuhan, Hamba memperbaiki tembok , menunjukkan kebaikan Tuhan dengan memberi pahala kepada ayah anak yatim piatu, dan agar ketika tembok menjadi lemah kembali dan runtuh, anak yatim akan semakin tua dan kuat dan akan mengambil harta yang menjadi milik mereka.
(3) Ketentuan Allah ada dan tidak semua manusia mengerti dan mau mengerti.
Di antara bukti terkuat yang ditransmisikan tentang kehidupan al-Khir adalah dua laporan, satu diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal di Al-Zuhd dimana Muhammad dikatakan telah menyatakan bahwa nabi Elia (Ilyas) dan al-Khir bertemu setiap tahun dan menghabiskan waktu bulan Ramadhan di Yerusalem dan yang lainnya diriwayatkan oleh Ya'qub ibn Sufyan dari Umar II dimana pria yang terlihat berjalan bersamanya sebenarnya adalah al-Khir.
Ibn Hajar mengumumkan klaim fair pertama dan suara kedua di Fath al-Bari. Dia melanjutkan dengan mengutip laporan suara lain diriwayatkan oleh ibn Asakir dari Abu Zur'a al-Razi di mana yang terakhir bertemu al-Khir dua kali, sekali di masa mudanya, yang lain di usia tua, tetapi al-Khir sendiri tidak berubah.
Sarjana Islam Said Nurs juga berpendapat bahwa Khidr itu hidup, tetapi ada lima derajat kehidupan; Khidir berada pada derajat kedua kehidupan, sehingga beberapa ulama meragukannya. Khidr dan Ilyas sampai batas tertentu bebas. Artinya, mereka dapat hadir di banyak tempat pada waktu yang bersamaan. Mereka tidak secara permanen dibatasi oleh kebutuhan umat manusia seperti kita.
Dengan kata lain, Khidir selalu akan hadir di antara kehidupan manusia.
Mereka bisa makan dan minum seperti kita kapan pun mereka mau, tetapi tidak dipaksa untuk menjadi seperti kita. Orang-orang kudus adalah mereka yang mengungkap dan menyaksikan realitas penciptaan, dan laporan petualangan mereka dengan Khidir secara bulat dan jelas serta menunjukkan tingkat kehidupan ini.
Bahkan ada satu tingkat kesucian yang disebut 'tingkat khidr.' Seorang suci yang mencapai gelar ini menerima instruksi dari Khidr dan bertemu dengannya.
Dari semua uraian tersebut, Nabi Khidir dipercaya sebagai sebuah pesan bahwa "Allah punya ketentuan, sementara manusia banyak yang tidak sabar dan tidak mengerti atas apa yang telah dan akan terjadi."
Wallahu'alam. (19.04.2021/Endepe)