Ada anak yang cerdas, tapi malas belajar. Ada anak yang diduga bodoh, tapi rajin belajar dan cemerlang nilai ujiannya. Mana yang lebih baik?
Sama halnya dengan orang dengan gelar yang bertaburan. Pertanda, rajin belajar formal dan ada hasilnya berupa ijazah. Namun mengapa ada yang demikian, tidak nampak pinter di keseharian? Ya bisa saja dia pura-pura bodoh. Keseringan pura-pura, akhirnya bodoh beneran. Hehehe..
Ada juga orang yang kelihatan cerdas tangkas trampil trengginas. Namun, bahkan ijazah formal tidak ada. Kalau ujian nilainya C melulu, sampai diledek nilaimu C karena kekurangan vitamin C, badan sampai kuning sakit kuning. Begitulah bercanda komunitas alumni mahasiswa abadi.. Ngakunya aktivis jebulnya hora lulus sarjana. Ada yang lulus sarjana, jebulnya hora pinter juga.
Yang telanjur tua biarin saja berdebat atau bercanda. Yang penting bahagia. Namun mari kita bahas sedikit tentang anak yang cerdas, kok raportnya buruk?
Anak Under Achievement
Kalau ada orang tua yang melihat anaknya kelihatan cerdas, namun raportnya buruk, bisa jadi karena ada situasi under achivement. Begitu pendapat Dr. Sylvia Rim, psikolog Amrik pakar pendidikan anak. Pada tahun 1997, Dr Rim ini menerbitkan buku legendaris, Why bright kids get poor grades. Ada anak yang dilahirkan cerdas, namun dalam pekembangan sekolahnya raportnya buruk. Ada kemungkinan ia disebabkan under achiement tadi.
Ada 3 ciri anak under acievement;
(1) Anak tidak punya keteraturan dalam belajar.
Anak cerdas memang susah dibuat teratur dalam belajar. Ya lebih susah lagi, mendeteksi apaah anak malas belajar itu karena "bodoh", atau karena "cerdas tapi malas". Akibatnya sama saja. Nilai raport jelek. Maka orang tua perlu mendampingi anak, memotivasi untuk teratur dalam belajar, atau menstimulasi sehingga anak dapat belajar tanpa merasa sedang belajar. Ya era online pandemi 2021 ini, anak diajak main-main online, namun diarahkan ke materi yang banyak pembelajaran. ATau kuis-kuis yang memaksa berpikir. Dengan demikian,mau tidak mau anak akan terpoa belajarnya.