Ada seorang murid yang ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin. Nasrudin pun bersedia.
Maka si murid itupun mengikutinya kemanapun. Suatu malam, Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya. "Mengapa api itu ditiup?" tanya muridnya. "Agar lebih panas dan lebih besar apinya," jawab Nasrudin.
Setelah api besar, Nasrudin pun memasak sop. Sop nya pun menjadi sangat panas. lantas, Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok.
Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya. "Mengapa sop itu kau tiup?" tanya muridnya lagi. "Agar jadi lebih dingin dan enak dimakan," jawab Nasrudin.
"Ah, rasanya aku nggak mau belajar darimu," ketus si murid itu, "Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu."
Nasrudin memandang tajam kepadanya dan berkata, "Justru aku SANGAT konsisten.
Aku hanya meniupkan angin. Tetapi, pengaruhnya terhadap api dan air akan sangat berbeda.
Satu tambah besar, satu menjadi dingin. Jadi, kamu termasuk api atau air, itu urusanmu. Jangan salahkan saya!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H