Seorang profesional manajer atau pengelola SDM, dituntut tidak hanya menjalankan fungsi administratif semata, namun juga paham terhadap core business perusahaan tempat di mana departemen SDM tersebut berada. Maka kemampuan manajemen SDM semakin wajib kaya dengan data, angka, analisa, sekaligus membuat kajian-kajian strategis yang mampu berkontribusi terhadap kemajuan bisnis dan pengambilan keputusan organisasi.
Demikian sepintas latar belakang kajian Stiamak terhadap manajemen strategik SDM (01/04/2021).
Latar belakang yang mewarnai, mengapa manajemen SDM perlu diperkaya dengan bahasan stratejik adalah adanya evolusi organisasi. Sebagaimana diketahui, posisi organisasi setidaknya akan berada dalam 4 siklus utama;
(1) Kelahiran atau introduction
Pada masa ini, fokus utama departemen SDM adalah pengadaan karyawan dan situasinya cenderung ada krisis kepemimpinan. Krisis terjadi alamiah karena memang organisasi baru lahir, atau masih muda. Maka banyak dilakukan rekruitmen, dan proses kreativitas usaha diperlukan. Organisasi sedang akan tumbuh, eksistensinya ditentukan kreativitas awal sehingga produksi, pendapatan, rugi laba akan dapat dicetak untuk melanjutkan kelahiran menjadi pertumbuhan organisasi.
(2) Pertumbuhan atau growth
Masa kedua ini ditandai dengan banyaknya proses pendidikan dan pengembangan karyawan, dan mulai ada krisis pendelegasian. Krisis terjadi karena organisasi tumbuh pesat, namun bisa jadi job description dan job specification belum tertulis dengan jelas dan tegas. AKibatnya organisasi dibuat bingung dengan SDM yang tidak mampu mendelegasikan wewenang, dan semua harus dikerjakan secara serabutan. Yang potensial akan mengerjakan lebih banyak ketimbang yang tidak kompeten. Maka, diperlukan adanya clear direction atau kejelasan wewenang tugas dan tanggung jawab.
(3) Kematangan atau mature.
Masa ketiga ini diwarnai dengan adanya organisasi yangs emakin profit, produksi meningkat, dan manajemen SDM sangat disibukkan dengan kompensasi, remunerasi, perencanaan training, dan ada krisis birokrasi. Yang dibutuhkan adalah adanya sistem yang formal, atau terstandardisasikan, sehingga lintas departemen akan semakin terpadu dan integratif, tidak terpecah atau terfragmentalis.
Dari sisi kesehatan keuangan, tahapan ini organisasi sangat sehat bahkan bisa megalami peak profitability atau puncak keuntungan keuangan.