Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Do You Like Mie?

28 Maret 2021   15:42 Diperbarui: 28 Maret 2021   16:16 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie udang Korea (dokpri) 

Sering ketika orang berada di penghujung dunia beda bahasa, masih saja nyanthol kosa kata yang legendaris; mie. Padahal, kalau bahasanya Inggris ya noodles, namun karena di mana pun ternyata kita juga ketemu mie instan, kadang suka lupa penyebutan "noodles", dan digantikan dengan frasa lama yakni mie. Maka, kadang timbul sedikit anekdot dengan pertanyaan " do you like mie?".

Padahal maksudnya ya bukan "me" melainkan "mie= noodles".

Begitu sedikit pengalaman saya ketika mukim di Eropa. Bahkan orang Eropa juga sangat suka mie instan Indonesia, ya Indomies, Supermie, dan jenis lainnya yang sekarang disamakan saja dengan Supermie. Supermie mu apa, indomie kah, mie sedap kah, santren mie kah, dan lain sebagainya. Sebelum era Ramen Mie ala Korea yang lezat karena ada bumbu jahe atau jamur, doeloe orang Korea juga lebih suka Mie Instan Indonesia. Lebih berbumbu dan menggigit lidah enaknya.

Saya juga pernah mukim di Korea soalnya sih. Mie nya hanya datar, gak kayak Indomie kita yang sedep harum dan sekaligus bisa bikin ketagihan. Bumbunya "sangat berbahaya" dibandingkan dengan mie instan lainnya. Bahaya ketagihan, sekaligus sebenarnya ya kandungan garam tinggi dengan penguat rasa ala micin-micin, ya kalau kebanayakan juga bahaya. Namun kalau mie olahan di Korea, wow,, dahsyat mennn... sebab dicampur aur dengan udang, kaldu, cumi, dan sea food lainnya. Jadinya maknyusss...

Namun jangan kebanyakan ya...bisa muntah karena volumen banyak untuk kader perut kita. 

Makanya, jangan kebanyakan. Nasi kebanyakan pun juga bahaya, gula kebanyakan juga bahaya, apalagi mie kebanyakan, ya bahaya juga.

Secukupnya saja.

ASIA SHOP VEGETABLES AND MEE

Warung Vietnam sangat populer ketika saya di Swedia. Sebab, kalau mau nyari sayur mayur dan mie instan, di sana tersedia. Tofuu, alias tahu juga ada di sana. Namun kalau mau mis instan khusus Indonesia, wah ini yang perlu tantangan tersendiri. Bisa pesan online, atau nitip teman yang sedang pulang ke Indonesia.

Ini baru mie dahsyat Korea (dokpri) 
Ini baru mie dahsyat Korea (dokpri) 

Maka titipan biasanya ini: kecap, krupuk mentah, mie instan, jajan-jajan khusus, saus tomat, saus sambel, dan sejenis jenisnya.

Kalau di Belanda, saya pernah 3 periode ke sana, jenis jenis makanan Indonesia agak banyak dijumpai. Sambal, dengan mudah bisa kita temukan. Namun ya khusus di Resto Indonesia lho ya..kalau milik Turkey atau Walondo Asli, ya roti-rotian atau daging dagingan.

Kalau di Korea, mie juga favorit sebagai pengganti nasi. Nasi dianggap menu berat, maka hanya disajikan di waktu makan siang. 

Profesor saya dari Perancis sampai heran, kok orang Indonesia itu makan nasi ya pagi ya siang ya malam. Apa di perut tidak berat?

YA berat prof, kata saya.. namun makan kenyang itu sebenarnya antisipasi eh siapa tahu nati tidak ada lagi waktu untuk makan, jadi dibikin kenyang dulu. Lha faktanya ketemu lagi jam makan, ya makan lagi.


Apalagi di era pandemi ini, Dokter Tirta saja nyuruh makan makan makannnnnnn dan maskeran.

Kembali ke mie, ya mie favorit karena lebih mie enak  lunak dikunyah dan bumbu lebih mengasyikkan. 

So, do you like mie yes? (28.01.2021/Endepe) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun