Sering ketika orang berada di penghujung dunia beda bahasa, masih saja nyanthol kosa kata yang legendaris; mie. Padahal, kalau bahasanya Inggris ya noodles, namun karena di mana pun ternyata kita juga ketemu mie instan, kadang suka lupa penyebutan "noodles", dan digantikan dengan frasa lama yakni mie. Maka, kadang timbul sedikit anekdot dengan pertanyaan " do you like mie?".
Padahal maksudnya ya bukan "me" melainkan "mie= noodles".
Begitu sedikit pengalaman saya ketika mukim di Eropa. Bahkan orang Eropa juga sangat suka mie instan Indonesia, ya Indomies, Supermie, dan jenis lainnya yang sekarang disamakan saja dengan Supermie. Supermie mu apa, indomie kah, mie sedap kah, santren mie kah, dan lain sebagainya. Sebelum era Ramen Mie ala Korea yang lezat karena ada bumbu jahe atau jamur, doeloe orang Korea juga lebih suka Mie Instan Indonesia. Lebih berbumbu dan menggigit lidah enaknya.
Saya juga pernah mukim di Korea soalnya sih. Mie nya hanya datar, gak kayak Indomie kita yang sedep harum dan sekaligus bisa bikin ketagihan. Bumbunya "sangat berbahaya" dibandingkan dengan mie instan lainnya. Bahaya ketagihan, sekaligus sebenarnya ya kandungan garam tinggi dengan penguat rasa ala micin-micin, ya kalau kebanayakan juga bahaya. Namun kalau mie olahan di Korea, wow,, dahsyat mennn... sebab dicampur aur dengan udang, kaldu, cumi, dan sea food lainnya. Jadinya maknyusss...
Namun jangan kebanyakan ya...bisa muntah karena volumen banyak untuk kader perut kita.
Makanya, jangan kebanyakan. Nasi kebanyakan pun juga bahaya, gula kebanyakan juga bahaya, apalagi mie kebanyakan, ya bahaya juga.
Secukupnya saja.
ASIA SHOP VEGETABLES AND MEE
Warung Vietnam sangat populer ketika saya di Swedia. Sebab, kalau mau nyari sayur mayur dan mie instan, di sana tersedia. Tofuu, alias tahu juga ada di sana. Namun kalau mau mis instan khusus Indonesia, wah ini yang perlu tantangan tersendiri. Bisa pesan online, atau nitip teman yang sedang pulang ke Indonesia.