Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penjelasan Logis Mistis Lampor Kali Opak - Kali Boyong

11 Maret 2021   14:00 Diperbarui: 11 Maret 2021   14:21 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kali Boyong hulunya Sungai Opak (Foto: keepo.me)

Saya sempat menyinggung sedikit tentang Lampor Kali Opak di Kompasiana ini. Link nanti saya coba tautkan di akhir bualan saya ini. Ya, kemungkinan ini adalah bualan karena maunya menjelaskan secara logis atas fenomena mistis Lampor Kali Opak, namun belum dilakukan riset benaran atas penjelasan ini. Lampor Kali Opak bukan saya dengar dari artikel di media online, ya akhirnya Maret 2021 ini saya search literatur terkait kisah-kisah karangan mengenai Lampor. Saya to be honest, mendengar Lampor ketika saya sekolah SD yang lokasinya memang di pinggiran Kali Opak. Jarak ke Kali Opak sekira 750 meter, tidak sampai 1 kilometer. Hampir tiap jumat pagi ketika itu, kami siswa SD diminta kerja bakti, dan salah satunya pernah dengan mencari pasir Kali Opak untuk..... mengisi bak pasir tempat Lompat Jauh dan Lompat Tinggi bagi siswa SD. 

Ya agak aneh, lucu, tapi mengasyikkan. Siswa dikerahkan untuk mengumpulkan pasir. Terasahlah gotong royong. Sekaligus bukti ketika itu anggaran pendidikan sangat minim. Sehingga bapak ibu guru mencari cara bagaimana agar sarana prasarana olah raga terpenuhi. Terbitlah ide mencari pasir di Kali Opak.  Mencarinya hanya sekai dua kali sudah banyak, namun ya dasar anak-anak, ya senangnya main di Sungai yang ketika itu memang hamparan pasirnya masih banyak. Kadang sambil mancing ikan boso, yang mirip belut kecil dan betul-betul kecil namun saya juga pingin dapat untuk digoreng sebagai lauk. Jann... kenangan yang indah dan tidak terlupakan. Tinggal di dusun pedalaman, mencari ikan ya dengan mancing. Mancing bukan hobi tapi nyari lauk. Walahhh..

PERTEMUAN 2 KALI BESAR 

Nah, dari suka ke sungai atau kali Opak ini bertebaran cerita. Jangan keseringan ke Sungai Opa, nanti ketemu lampor bisa celaka. Lampor itu apakah mirip lemper, tanya anak sambil jenaka padahal karena lapar jadi ingat lemper. 

Lampor itu hantu dari laut Selatan pasukannya Ratu Kidul naik kereta bunyi gemerincing, dan kalau kamu ketemu maka kamu akan diangkut ikut ke Gunung Merapi. 

Waduhhh.... bikin takut anak-anak kecil. Anak-anak besar bukan takut tapi yang bikin takut. Cerita didramatisiri, dan selanjutnya dan seterusnya.

Memang di pojok Kali Opak ada pertemuan arus sungai dengan Kali Oya. Saat ini, Maret 2021, panjenengan dapat mendatanginya di arah pojok barat selatan Kota Imogiri Bantul. Tempuran, begitu istilahnya. Tempuran Oya dan Opak, Opak adalah sungai yang berhulu di kaki Gunung Merapi bersuhu agak hangat,  dan Oya berasal dari arah timur yang lebih bersuhu dingin. Banyak penyembah hantu suka berendam di sini, dengan alasan mencari kekuatan hitam untuk sakti mandraguna sugih banda lan mundhak derajat pangkat. Ngarang-ngarang hantu juga dibumbui ribuan dusun pocong di Kali Boyong, sampai ada pengurus RT RW segala. hehe...

Bagi muslim, ya ini musyrik yang tidak sesuai dengan akidah atau kepercayaan mendasar muslim. Namun namanya tradisi, malah ada yang berendam dengan atribut muslim. Yo embuhhh wes.... silakan tanggung sendiri-sendiri risikonya.

Nah, nalar logisnya adalah Lampor sebenarnya tanda alam berupa angin besar yang melintas, dan di pinggiran Kali Opak Kali Oya itu banyak tumbuh bambu Petung yang besar dan jika kena angit bisa seperti seruling, dan bunyi gemerinyit nya sangat keras terbang ke banyak tempat. 

Dan itu tanda akan ada air bah. Banjir karena hujan tumpah. Maka sebaiknya semua orang menghindari Sungai supaya terhindar dari bahaya banjir.

Dan ketika saya kecil, di SD itu, ya sering ada ditemukan mayat anak atau dewasa yang hanyut terbawa banjir sungai, dan nyangkut di pohon bambu. Kemungkinan mereka mau nyeberang dengan sesek, jembatan bambu, dan tiba-tiba ada air bah dari hulu Sungai Opak yang tidak terduga. 

KLENAK KLENIK NGARANG MISTIK 

Bukan budaya Jawa kalau tidak pandai membuat narasi mistis. Kira-kira demikian. Lampor pun menjadi folkflore yang secara sosiopsikologis politik budaya, adalah bukti kekuasaan Kerajaan Mataram Islam atas legitimasi Kerajaan Laut Kidul yang dipimpin Kanjeng Ratu Kidul. 

Sebagaimana diketahui, dari aspek politik Kerajaan Mataram Islam adalah kerajaan yang semakin terjauhkan dari pelabuhan dan kejayaan maritim Majapahit Demak, semakin terpinggirkan ke dalam pedalaman. Maka, untuk legitimasi politik, dikatakan sebagai sekutu dari Kerajaan Laut Selatan. Benar atau salah? Ya embuh lah .... itu adalah kisah rakyat. 

Literatur yang mengungkap bagaimana arsitektur kota, pembuatan gorong-gorong drainase Malioboro sehingga Kota Yogya tidak pernah banjir, tidak ada diungkap kepada rakyat. Rakyat disuguhi dengan kisah-kisah mistis sampai mumet sendiri-sendiri. Mengapa, karena karya literasi sebagian memang diangkut oleh kolonial. Sebagaimana diketahui, pernah terjadi berpeti-peti kitab dari Jawa yang diangkut Gubjend Raffles ke Belanda, dan di dalamnya diduga adalah karya literasi yang sangat berguna untuk mengungkap teknologi kerajaan dari Majaphit sampai Mataram.

Kondisi sekarang bagaimana dengan Kali Opak?

Pasir semaki sedikit, bisa jadi tidak ada. Ada yang menuduh bahwa di hulu sungai di Kali Boyong Kaliurang, arus sungai dibelokkan ke arah barat utara, sehingga pasir tidak mengalir ke Kali Opak dan Kali Oya. Bahkan Kali Code yang merupakan aliran dari hulu Kali Boyong, juga semakin tipis dari pasir. Begitu ada pasir sedikit saja, juga langsung gaib diambil penambang yang tidak dipahamkan bahwa pasir itu berguna untuk menahan erosi tanah sepanjang Sungai. Jika Sungai Code, SUngai Opak, SUngai Oya, hilang dan erosi besar-besaran, maka sejatinya sejati Lampor Hantu akan datang: banjir bandang untuk Kota Kerajaan Mataram Yogya.


Sebab ketiga Sungai Besar itu juga berfungsi sebagai natural drainase manakala ada hujan besar di Kota Yogya. Dan muaranya adalah di Kerajaan Laut Selatan milik Kanjeng Ratu Kidul.

Pertanyaannya, siapa Kanjeng Ratu Lor atau Utara? Sudah dulu kisah Lampor, nanti bisa berkisah lagi. (11.03.2021/Endepe) 

Link terkait frasa Lampor: 

https://www.kompasiana.com/nugrohodwipriyohadi/6048089c8ede487368081365/hidupku-penuh-keajaiban-sd-1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun