Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penjelasan Logis Mistis Lampor Kali Opak - Kali Boyong

11 Maret 2021   14:00 Diperbarui: 11 Maret 2021   14:21 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kali Boyong hulunya Sungai Opak (Foto: keepo.me)

KLENAK KLENIK NGARANG MISTIK 

Bukan budaya Jawa kalau tidak pandai membuat narasi mistis. Kira-kira demikian. Lampor pun menjadi folkflore yang secara sosiopsikologis politik budaya, adalah bukti kekuasaan Kerajaan Mataram Islam atas legitimasi Kerajaan Laut Kidul yang dipimpin Kanjeng Ratu Kidul. 

Sebagaimana diketahui, dari aspek politik Kerajaan Mataram Islam adalah kerajaan yang semakin terjauhkan dari pelabuhan dan kejayaan maritim Majapahit Demak, semakin terpinggirkan ke dalam pedalaman. Maka, untuk legitimasi politik, dikatakan sebagai sekutu dari Kerajaan Laut Selatan. Benar atau salah? Ya embuh lah .... itu adalah kisah rakyat. 

Literatur yang mengungkap bagaimana arsitektur kota, pembuatan gorong-gorong drainase Malioboro sehingga Kota Yogya tidak pernah banjir, tidak ada diungkap kepada rakyat. Rakyat disuguhi dengan kisah-kisah mistis sampai mumet sendiri-sendiri. Mengapa, karena karya literasi sebagian memang diangkut oleh kolonial. Sebagaimana diketahui, pernah terjadi berpeti-peti kitab dari Jawa yang diangkut Gubjend Raffles ke Belanda, dan di dalamnya diduga adalah karya literasi yang sangat berguna untuk mengungkap teknologi kerajaan dari Majaphit sampai Mataram.

Kondisi sekarang bagaimana dengan Kali Opak?

Pasir semaki sedikit, bisa jadi tidak ada. Ada yang menuduh bahwa di hulu sungai di Kali Boyong Kaliurang, arus sungai dibelokkan ke arah barat utara, sehingga pasir tidak mengalir ke Kali Opak dan Kali Oya. Bahkan Kali Code yang merupakan aliran dari hulu Kali Boyong, juga semakin tipis dari pasir. Begitu ada pasir sedikit saja, juga langsung gaib diambil penambang yang tidak dipahamkan bahwa pasir itu berguna untuk menahan erosi tanah sepanjang Sungai. Jika Sungai Code, SUngai Opak, SUngai Oya, hilang dan erosi besar-besaran, maka sejatinya sejati Lampor Hantu akan datang: banjir bandang untuk Kota Kerajaan Mataram Yogya.


Sebab ketiga Sungai Besar itu juga berfungsi sebagai natural drainase manakala ada hujan besar di Kota Yogya. Dan muaranya adalah di Kerajaan Laut Selatan milik Kanjeng Ratu Kidul.

Pertanyaannya, siapa Kanjeng Ratu Lor atau Utara? Sudah dulu kisah Lampor, nanti bisa berkisah lagi. (11.03.2021/Endepe) 

Link terkait frasa Lampor: 

https://www.kompasiana.com/nugrohodwipriyohadi/6048089c8ede487368081365/hidupku-penuh-keajaiban-sd-1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun