Sunyi dari pemberitaan, Mendagri kita terus berpacu berperan dalam pembangunan Indonesia. Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D., prajurit karir di institusi Polri dengan rekam jejak cemerlang dan dikenal sebagai salah satu intelektual dari kalangan TNI-POLRI. Dikenal sebagai pejabat yang rendah hati, suka tersenyum, Pak Tito diam-diam diharapkan akan menjadi Capres 2024 mendatang. Apakah ini mengagetkan? Ya biarkan saja yang kaget, karena ketika Pak Jokowi menjadi Capres dan beneran menjadi Presiden 2 periode, sebagian juga kaget dan terkesima. Lha kok bisa, ya bisa saja namanya juga demokrasi. Siapa yang terpilih akan menjadi.
Pak Tito adalah seorang birokrat dan tokoh kepolisian Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia sejak tanggal 23 Oktober 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Pada waktu Kongres Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia, Desember 2019, Pak Tito menyampaikan pandangannya yang menarik bahwa akar terorisme di Indonesia adalah konflik di Timur Tengah. Menurut dia, persoalan terorisme di Indonesia erat kaitannya dengan konflik yang terjadi di kawasan negara-negara tersebut. "Saya dalam berbagai kesempatan selalu menyatakan bahwa problem of terrorism in Indonesia is not going to be over, as long as the center of gravity in the Middle East still going on."
Artinya bahwa transnasionalisme adalah isu utama dalam terorisme, bukan semata ada masalah di dalam negeri.
Selain sangat pakar dalam bidang penanganan terorisme, latar belakang pak Tito sebagai Kapolri yang berprestasi sangat menunjang beliau jika akhirnya menjadi presiden Republik Indonesia. Di tengah hiruk pikuk kudeta Demokrat antara Pak Jenderal Purn. Moeldoko dan Mayor Purn. AHY, yang bisa jadi nanti akan ada Partai Demokrat Perjuangan, atau Partai Demokrat Tandingan, atau apa pun artinya, maka figur adem Pak Tito akan menghadirkan penyeimbang di mana seberang ada mantan militer yang saling berseteru, di sisi lain Pak Tito diam-diam terus berkontribusi membangun negeri. YA pasti semua berkontribusi, namun budaya Nusantara biasanya sih tidak suka dengan kegaduhan, dan biasanya yang posisi lemah atau dilemahkan oleh media, malah akan menang. Sementara Pak Tito, tidak mau menonjol maka diprediksi jika nyapres akan jadi. Perkara takdir beda, ya itu persoalan lain. Namun akar rumput diam-diam berharap Pak Tito akan mencapres.
Coba kita tengok di banyak tayangan televisi. Tokoh-tokoh yang percaya diri untuk memberikan keterangan pers adalah aparatur kepolisian. Dari Humas Polri Pusat, sampai Kapolsek, semua percaya diri menyampaikan informasi kepada masyarakat. Bahkan ada polisi yang melanggar disiplin, langsung ditindak oleh Propam Polri dan diberitakan sebagai bukti kesungguhan Polri menata institusi dan SDM di dalamnya.
Potret dinamika politik Partai Demokrat yang melibatkan mantan petinggi TNI, menyebabkan publik kemungkinan justru menengok ke figur POLRI. Dan Pak Tito adalah simbol pejabat dengan latar belakang POLRI yang adem, intelek, dan diterima banyak kalangan.
Bagaimana nantinya? Kita tunggu waktu berjalan 2021 - 2024, 3 tahun ke depan. (06.03.2021/Endepe)