Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menu Nasi Padang Vs Lunch Time Mokpo

25 Februari 2021   08:18 Diperbarui: 25 Februari 2021   08:25 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya ditraktir menu Korea halal fish menu di Mokpo (Dokpri)

Suatu ketika saya kedatangan kolega dari Korea. Karena khawatir menu makan tidak sesuai, kami pilihkan makan siang di RM Padang. Sudah menjadi rahasia umum. menu Padang dalam kondisi tertentu mudah diterima oleh semua lidah. Tidak terlalu manis, dan bisa pedes asal jangan kebanyakan sambel ijonya. 

Kalau nasi padang kelas mahasiswa kos-kosan, ya menu racikan tinggal memilih dengan ayam, daging rendang, telur, atau lainnya. Paket hemat. Kalau menu keluarga, atau dinas, ya disaji atau digelar atau prasmanan saji di meja makan. 

Biasanya nasinya ambil sedikit, lauknya yang banyak. Karena keseringan maksi makan siang di padang, saya sampai hapal rasanya sehinga menjaga ritme menu di luar padang. Bisa dengan sop konro makasar, sop saudara daging tulang sapi makasar, sop kepala ikan, atai nasi campur biasa ala jawa yang sederhana.

Lantas, kembali ke tamu Korea. Kami ajaklah beliau ini ke RM Padang yang kami anggap terenak. Kalau yang diajak teman, biasanya sih lahap karena nasi hangat dengan sajian lauk yang beragam di meja. Ya meskipun saya sudah hapal, gak jauh-jauh dari telur, ayam, dagig, ikan. Nah, kami berharap tamu Korea senang dengan menu sajian nasi Padang tersebut.

Kebetulan rumah makan padang dekat dari kompleks STIAMAK Barunawati Surabaya. Orang Belanda yang pernah kita ajak makan, juga enak-enak saja dengan menu nasi hangat Padang tersebut. Semoga teman Korea saya juga happy nanti.

Dia gembira dan mengambil nasi dan lauk. Kami ngobrol dikit asal nyahut, yang intinya sajian nasi Padang di meja tersebut mirip dengan sajian di Korea. Singkat cerita, happy lah. Pas kami mau pulang, dia bertanya bagaimana dengan lauk yang tersisa banyak di meja? Apakah yang dituang di baki atau wadah lauk itu adalah lauk yang juga ada di meja kita?

Wow... kami bingung untuk menjelaskan. Memang kenyataannya, lauk yang tidak habis,misal baru ambil separo atau tidak jadi diambil, padahal sudah disaji di meja, pasti akan dituang ke baki lauk atau dipanaskan lagi. Untuk disaji ke konsumen selanjutnya.

Teman saya Korea itu terhenyak. Mengernyitkan dahi.

"Something wrong with you?, "tanya saya sekenanya.

Dia tersenyum dan mencoba untuk baik-baik saja. "No, everything is okay... no problem." jawabnya sambil mengajak berlalu dari restauran itu.Namun sejak saat itu, dia tidak mau lagi ke menu padang. Selidik punya selidik, ternyata saya nemu kekhawatiran dia ketika saya stay di Mokpo Korea, dan dijamu makan siang kantor di Korea. Begini cerita lebih lanjutnya.

MENU BESAR MAKAN SIANG DAN HABIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun