Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Bubat yang Digugat, Fake History?

21 Februari 2021   08:21 Diperbarui: 21 Februari 2021   08:36 5207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumlah penduduk mencari incaran parpol, adakah perang Bubat Jiid II ? (Foto: idntimes.com)

(1) Perang Bubat itu kreasi Penjajah

Semua itu, menurut Agus Sunyoto, telah melekat pada persepsi banyak orang. Sebagian besar ceritanya berasal dari Pararaton, Kidung Sunda serta histografi jenis babad. Dan hingga kini belum pernah berubah. Namun sejatinya, dokumen sejarah yang nyata tidak ada. Bahkan slaing dikroscek dengan perpustakaan di Leiden Belanda, cerita Perang Bubat sebagai bagian sejarah tidak diketemukan. Jadi ada kemungkinan kidung buatan Belanda di Nusantara, yang tidak valid sebagai dokumen sejarah. 

Kitab pararaton atau dikenal juga dengan istilah serat pararaton. Kitab pararaton atau serat pararaton ini merupakan sebuah kitab naskah sastra Jawa di abad Pertengahan yang kemudian diubah dalam bahasa Jawa Kawi.  Kitab pararaton sendiri sebenarnya merupakan sebuah naskah cukup singkat karena kitabnya para raja Jawa ini hanya berisi sekitar 32 halaman saja yang ukurannya seukuran folio dan terdiri atas 1126 baris.

Isi dari kitab pararaton adalah berisi tentang "sejarah" raja -- raja. Sebenarnya kisah-kisah berurutan dari awal hingga kejayaan Majapahit. Namun sekali lagi, kelaziman buku sejarah akan ditemukan juga referensi pembanding, namun kisah di Pararaton ini ya hanya ada di Pararaton. 

Kitab ini juga dikenal dengan nama Pustaka Raja yang didalam bahasa Sansekerta juga berarti kitab para raja -- raja. Kitab ini cukup detail menjelaskan tentang para raja akan tetapi tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa orang yang menjadi penulis kitab Pararaton ini. 

Dengan demikian, sejarahwan kesulitan melacak siapa yang menulis Pararaton. Bahkan, isinya berkisah mistis mitologis, sampai ke nenek moyang Majapahit yang diarahkan ke Ken Angrok, penjahat yang bisa menjadi raja setelah Revolusi Keris Empu Gandring, yang juga dahsyat cerita mistisnya.

NAh, kisah Perang Bubat ya hanya ada di Pararaton ini. Dilacak di literatur lain, tidak ditemukan.

Jika perlu bertanya lebih lanjut, disilakan ke KH Agus Sunyoto, MPd ya... supaya langsung ke beliau selaku peneliti sejarah dan kitab-kitab Jawa ini.  

(2) Sumpah Palapa itu tidak ada 

Menurut Pak Agus, Sumpah Palapa itu juga kemungkinan tidak terjadi di jaman Majapahit. Mengapa demikian, karena wilayah kerajaan Majapahit sejatinya lebih luas ketimbang yang diucapkan dalam Sumpah Palapa tersebut. Kerajaan Majapahit, adalah imperium yang disegani bahkan sampai ke wilayah China, Kamboja, Thailand, dan Asia Tengah lainnya ketika itu. 

Maka Sumpah Amukti Palapa, dikesankan mereduksi kebesaran Majapahit dengan hanya diramalkan oleh sebuah naskah Sumpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun