DAYA TAHAN KRISIS DAN PANDEMI
Di balik pak tukang penjual, apa yang dilakukan dan dikonsumsi oleh pelanggan, bisa dikatakan sebagai daya tahan kuat menghadapi krisis akibat pandemi. Sebagian buruh bekerja selang seling, bahkan ada yang dirumahkan, tidak sekedar work from home. Mengapa dirumahkan, karena kalau mau diphk perusahaan juga kewalahan membayar uang pesangon.
Dalam konteks psikologi, ini bagian dari perilaku coping, atau coping behavior, di mana manusia mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Baik stress, masalah lingkungan, ekonomi, dan sosial lainnya. Bahkan kalau kita mau menelisik dengan agak ektrim, situasi saat ini di mana krisis ekonomi dan hantu pandemi yang benar-benar membunuh diam-diam rakyat kita, adalah seperti holokaus jaman kaum yahudi dikejar-kajar jerman nazi.
Lantas, ada salah satu korban selamat yang menuliskan ini sebagai bagian dari pertahanan hidup manusia menghadapi masalah dan tekanan yang pilihannya dalah hidup dan mati. Ingat lho gaesss... pandemi covid19 era tahun 2020-2021 ini, sudah makan banyak korban wafat. Ini adalah holocaust oleh virus.
Viktor Emil Frankl, M.D., Ph.D., (lahir 26 Maret 1905 -- meninggal 2 September 1997 pada umur 92 tahun) adalah seorang neurolog dan psikiater Austria serta korban Holocaust yang selamat . Pastinya ini holocaust jaman yahudi doeloe lho ya, bukan holocauts pandemi 2021 ini.
Frankl adalah pendiri logoterapi dan Analisis Eksistensial, "Aliran Wina Ketiga" dalam psikoterapi. Aliran filsafatnya ke psikoanalisa yang ditokohi oleh Simbah Sepuh SIgmund Freud. Psikoanalisa ini oleh sebagian ilmuwan dikeluarkan dari metodologi ilmiah, dan dikategorikan sebagai filsafat. Namun psikoterapi dengan pendekatan ini masih berjalan dengan banyak pasien.
Bukunya, Man's Search for Meaning (pertama kali terbit pada 1946) mencatat pengalamannya sebagai seorang tahanan kamp konsentrasi dan menguraikan metode psikoterapinya dalam upaya mencari makna dalam segala bentuk keberadaan, bahkan yang paling kelam sekalipun, dan dengan demikian juga alasan untuk tetap hidup. Kata kuncinya adalah "alasan untuk hidup". Kleyan harus punya alasan untuk hiduplho gaesss..., sehingga hidup menjadi lebih bermakna.
Sama dengan buruh yang mengkonsumsi makanan senilai 10 rebuan sudha lengkap dan masih susuk pulak. Sama dengan penjual nasi 5 rebuan yang ternyata... banyak ya bisa dapat 500 rebu sehari, dengan margin bisa mencapai 200 - 300 an rebu seharinya. Namun direwangi atau dibela-belain bangun pagi, masak, membungus, mengedarkan, dan lain seterusnya.
Jadi ini adalah strategi bertahan hidup dari sebagian rakyat kita ya gaesss...
Maka kita bisa melihat, di balik para penjual nasi lima rebuan, dan belanja cukup 10 rebu masih ada uang kembalian, itu adalah daya tahan dan bertaha berjuang untuk terus hidup di tengah era pandemi dan krisis ekonomi yang menggigit seluruh negara di dunia fana ini.
Salams sehat seger waras... ayo kita lanjutken dengan gowes....wes ewes ewes... lanjuttt..... (20.02.2021/Endepe)