Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepo Sepi Lir Sepah

18 Februari 2021   04:59 Diperbarui: 18 Februari 2021   05:41 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepi saatnya muhasabah diri (Foto: pinterest.com/inaasfr)

Waktu yang hening/ Saatnya untuk merenung/ Apakah hidup memang hanya begini/ Ataukah bisa begitu// Atau sama saja/

Warung kopi di belakang rumah/ Dulu memekakkan telinga/ mendengung orang mengobrol/ seakan tidak ada kantuk/ 

Pukul 01 dini hari/ bersambung pukul 02/ tersela bunyi siaran sepakbola/ sambil teriak ketika goal tiba/ tidak kenal waktu/ 

Itu dulu/ sebelum pandemi datang/ sekarang pandemi menerjang/ beroperasi diam-diam/

teriakan girang penonton sepakbola/ tidak terdengar lagi/ hanya ada sepi setelah jam 2030/ sempit waktu/

Hening selalu/ seakan waktu telah tiada/ kehidupan merana/ kecuali masjid yang tidak pernah sepi/ jamaah bermasker penuh meski subuh/

Orang semakin takut/ semakin sadar hidup sangat terbatas/ banyak orang seketika berhenti bernafas/ dicekik covid sembilan belas/

Doa selalu dipanjatkan/ sebab hidup tidak bisa ditebak/ dokter ahli perawat pakar obat/ tidak kebal terhadap covid19 yang merasuk/

Terus ke nadi kehidupan masuk/ Ahli doa juga dikunjungi/ Lengah sedikit maka semua ikut berpulang lagi/ Silih berganti/

Apakah memang ada manusia yang benar memiliki target/ 30% populasi harus mati/ untuk menggantikan generasi?

Sepo sepi lir sepah/ Bom atom nagasaki hirosima/ dijatuhkan meluluhlantakkan satu negara/ sekarang covid19/ terus menghentak meluluhlantak/

Semua negara/ tanpa daya/ sepo sepi lir sepah/ ahli dzikir ahli dunia ahli akhirat/ semua berpotensi wafat dipercepat/ pageblug/

Musibah yang tidak tercegah/ Vaksin yang tidak menjadi jaminan/ Namun tetap harus kita upayakan/ Tidak ada pilihan/

Tinggal doa terus dipanjatkan/ ketika hati pikiran kita ada di genggaman-Nya/ Rendra telah berkata/ bencana dan anugerah sama saja/

Manusia tinggal menjalani/ Dengan penuh sabar tawakal diri/

Kembali ke fitrah/ Tidaklah diciptakan jin dan manusia/ kecuali untuk beribadah/ kepada-Nya/ 

(.. 18.02.2021- Endepe - STIAMAK Barunawati Surabaya )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun