Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pandemi Rontokkan Daya Beli Mobil?

16 Februari 2021   05:19 Diperbarui: 16 Februari 2021   07:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Maret 2021 yang memberikan keringanan pajak pembelian mobil, juga masih berpotensi kurang optimal.

"Pajak yang dihapus hanya di ppn bm (pajak pertambahan nilai barang mewah),  yang nilainya sekitar 3%, sehingga kemungkinan menurunkan harga jual mobil juga hanya sedikit saja, "kata Fahrurrozi yang dikenal juga sebagai analis saham.

Maka, dapat dilihat benang merah penyebab rontoknya pasar penjualan kendaraan roda 4, yakni (1) generasi milenial dan Z masih belum longgar dalam daya beli di pasar ini, khususnya untuk pembelian unit kendaraan baru, masih sibuk membelanjakan salary di bidang properti, dan (2) pandemi menyebabkan banyak perusahaan melakukan efisiensi sehingga karyawan juga menjadi menurun daya belinya.

"Dulu banyak sekali perusahaan mengeluarkan kebijakan  car ownership program (COP), perusahaan bahkan mendorong karyawan untuk membeli mobil, namun saat ini benar-benar efisiensi diterapkan di banyak organisasi, "imbuhnya sambil menambahkan adanya harapan agar vaksin Covid19 efektif untuk menahan laju penularan virus, sehingga ekonomi akan bergerak lebih baik. 

Semoga ekonomi kembali tumbuh dan normal kembali. Sehat selamat sehat selamat penuh berkat dan sejahtera untuk kita semua. (16.02.2021/Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun