Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Belum Ketemu, Malah Memar Luka Dicubit Jin (3)

15 Februari 2021   22:10 Diperbarui: 15 Februari 2021   22:48 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat cerita saya tentang bertemu jin yang belum berhasil? Tiap saya mau menulis, selalu gagal untuk menuntaskan. Kenapa? Bisa banyak faktor. Bisa jadi karena jari sudah lelah menulis. Atau malam sudah merayap, mata sudah mengantuk.

Namun saya bergidik, penuh istighfar. Saya menemukan ruam memar di tangan, yang seingat saya kok seperti tidak karena benturan? 

"Itu pasti karena tanganmu dijilat jin, "kata sokabat saya yang banyak merenung renung sampai bablas ke alam gaib. Saya tercenung.

"Nggak lah, sepertinya pas tidur, tangan saya nyampluk kena pinggir dipan, ayake, "sahut saya sambil mikir, kapan ya tangan saya terasa njarem. Bahkan ini tidak sakit.

"Nah, gak sakit kan..., itu tandanya tanganmu dijilat jin, karena kamu suka ngejar-ngejar mereka, maka mereka mendahului mengejar kamu, "sambung teman saya yang lain. Teman satu ini, bisa dikatakan juga punya keistimewaan. Kalau ada pilkada, sering diajak caleg untuk sekedar makan-makan. Kadang seperti agak kurang dong, alias seperti kurang genap, namun dia cerdas karena bisa tiba-tiba memberikan pendapat yang mengejutkan.

Termasuk ini.

Bagaimana mungkin lengan membiru, sementara tidak terjatuh atau terpukul benda keras lainnya?

Saya terpaksa membuka literatur. Luka itu, tepatnya lebam itu, dinamakan sebagai purpula simplex. Bisa karena ada indikasi penyakit dalam.

"Waduh, serem amat..., "kataku kepada teman saya yang lain. Seorang dokter. 

"Memang serem, dan kamu harus waspada, sebab bisa jadi karena trombositmu rendah, sehingga ruam lebam nampak kebiruan begitu, "katanya tanpa bermaksud menakut-nakuti. Tapi saya ya pasti takut. Lebih takut ketimbang diajak ketemu jin. 

Penyakit kurangnyatrombosit ini disebabkan oleh  kurangnya keping darah pada tubuh. Sebagian kalangan medis menyebutnya sebagai istilah trombositpenia. Dalam keadaan tubuh yang normal,  tubuh mampu menampung sebanyak 150 ribu hingga 450 ribu trombosit atau keping darah.

Nah, ternyata ini beda jika kita mengidah trombosit rendah. Kadar trombositnya jauh di bawah batas yang dianjurkan dalam ilmu kesehatan Trombositpenia muncul karena berbagai macam faktor, mulai dari leukemia, dalam kondisi hamil, kemoterapi, sedang menjalani kemoterapi, mengonsumsi alkohol yang berlebihan, infeksi virus hingga anemia.

"Tapi semua penyebab itu saya tidak punya, no alkohol, no kemoterapi, apalagi hamil, "ujar saya sambil terkekeh. 

Teman saya yang lain malah melotot. 

"Itu bisa leukimia, "katanya sambil meringis menakutkan. 

Orang yang leukimia, darahnya sangat encer sehingga potensi memar sangat tinggi. Tubuh kekurangan keping darah, sehingga  darah mudah meninggalkan jejak ruam atau memar seperti dipukul. Namun ini biasanya di punggung. 

Alhamdulillah, berarti bukan. Sebab ini hanya ada di lengan.

Kemungkinan lain, adalah purpula demartis. Darah keluar dari pipa kapilar dalam daging, sehingga menimbulkan gatal. Biasanya ini menimpa lansia, atau di atas 65 tahunan. Padahal saya kan masih muda, baru akan 50tahun.. alhamdulillah,.. dan lebam juga tidak gatal.

"Bisa juga karena adanya sindrom cushing, "kata rekan dokter. 

Hal ini bisa timbul karena terlalu banyaknya hormon kortisol di dalam tubuh. Hormon kortisol diproduksi di kelenjar adrenalin yang membantu mengatur tekanan darah dan sistem kardiovaskular.

Selain itu, hormon ini berfungsi untuk mengubah nutrisi menjadi energi yang merupakan suatu respons tubuh terhadap stres. Stres yang terlalu sering dialami akan menyebabkan penipisan epidermis kulit yang kemudian membuat tubuh lebih mudah mengalami luka memar. 

Yang ini memar serius, ada indikasi gangguan kesehatan (Foto: riauaktual.com) 
Yang ini memar serius, ada indikasi gangguan kesehatan (Foto: riauaktual.com) 

Walahhh.... kok dalam banget analisanya.., sementara saya mengingat, tangan melayang mimpi memukul dinding. 

"Berarti ya itu memar karena luka pukul, "kata teman teman saya serempak.

"Lho... kok mukulnya pas saya tidur, dan malah saya jadi terbangun, "jawab saya sambil berusaha mengingat betul apa yang terjadi.

"Berarti kamu benaran dipukul jin..., "kata mereka, kali ini tidak serempak, pa nya hilang jadinya serem doang.

Walahhhhh...... saya shalat sik, mau saya bacakan ayat kursi biar kebakar jin yang mau datang.  Terutama, saya berdoa semoga kita smeua sehat selalu, selamat sejahtera dunia wal akhirat.

Kadang ya takut juga, jangan-jangan di sekitar kita semakin banyak virus yang mematikan. Namun saya percaya, hidup dan mati sudah dijadwalkan. Kita hanya berusaha dan berdoa. Sehat selamat selalu untuk pembaca Kompasiana, dan kita semua. Aamiin. 

(15.02.2021/Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun