Nah, ternyata ini beda jika kita mengidah trombosit rendah. Kadar trombositnya jauh di bawah batas yang dianjurkan dalam ilmu kesehatan Trombositpenia muncul karena berbagai macam faktor, mulai dari leukemia, dalam kondisi hamil, kemoterapi, sedang menjalani kemoterapi, mengonsumsi alkohol yang berlebihan, infeksi virus hingga anemia.
"Tapi semua penyebab itu saya tidak punya, no alkohol, no kemoterapi, apalagi hamil, "ujar saya sambil terkekeh.
Teman saya yang lain malah melotot.
"Itu bisa leukimia, "katanya sambil meringis menakutkan.
Orang yang leukimia, darahnya sangat encer sehingga potensi memar sangat tinggi. Tubuh kekurangan keping darah, sehingga darah mudah meninggalkan jejak ruam atau memar seperti dipukul. Namun ini biasanya di punggung.
Alhamdulillah, berarti bukan. Sebab ini hanya ada di lengan.
Kemungkinan lain, adalah purpula demartis. Darah keluar dari pipa kapilar dalam daging, sehingga menimbulkan gatal. Biasanya ini menimpa lansia, atau di atas 65 tahunan. Padahal saya kan masih muda, baru akan 50tahun.. alhamdulillah,.. dan lebam juga tidak gatal.
"Bisa juga karena adanya sindrom cushing, "kata rekan dokter.
Hal ini bisa timbul karena terlalu banyaknya hormon kortisol di dalam tubuh. Hormon kortisol diproduksi di kelenjar adrenalin yang membantu mengatur tekanan darah dan sistem kardiovaskular.
Selain itu, hormon ini berfungsi untuk mengubah nutrisi menjadi energi yang merupakan suatu respons tubuh terhadap stres. Stres yang terlalu sering dialami akan menyebabkan penipisan epidermis kulit yang kemudian membuat tubuh lebih mudah mengalami luka memar.