Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Imlek 2572 dan Semangat Selamatkan Lahan Basah

12 Februari 2021   11:31 Diperbarui: 12 Februari 2021   14:03 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivis berkumpul berjuang untuk lahan basah (Foto: Fery Lens) 

Hari ini Jumat tanggal 12 Februari 2021 atau Tahun Baru Imlek 2572, diperingati hampir oleh mayoritas populasi manusia di banyak penjuru dunia. Senyampang dengan peringatan yang orang berharap semakin banyak keberuntungan, nasib baik, dan rezeki mengalir dengan penuh limpahan barokah, saya akan sedikit bercerita mengenai Hari Lahan Basah Dunia. Hari yang juga diperingati sebagai upaya anak manusia untuk menyelamatkan ekosistem lingkungan hidup di area lahan basah. Anekdot bisa terjadi, lahan basah di tanah Jawa hanya bisa muncul ketika musim banjir tiba. 

Namun di Kalimantan, banyak lahan basah yang juga terancam mengering karena sedimentasi, penambangan, reklamasi, sampai beragam aksi manusia yang belum terketuk hatinya untuk menyelamatkan lahan basah. Alhamdulillah saya banyak bertemu dengan komunitas yang peduli lahan basah dan banyak melakukan aksi tanam rumbai, mangrove, dan kegiatan lain untuk memproteksi lahan basah dari proses eliminasi. Pada beliau-beliau ini kita perlu berterima kasih, dan mendukung baik informal, formal, spiritual, dan finansial. Donasi ke aktivis melalui ragamyayasan yang tervalidasi oleh pemerintah adalah ibadah yang nyata di jaman akhir dunia ini. 

Meski agak terlambat, namun masih di bulan yang sama bahwa kita perlu lebih peduli terhadap lahan basah kit. Dari sisi historis, tanggal 2 Februari diperingati sebagai Hari Lahan Basah Sedunia.

Peringatan yang melibatkan banyak aktivis lingkungan ini sebagai tindak lanjut kesepakatan dalam Konvensi Ramsar, suatu Konvensi Internasional tentang lahan basah tanggal 2 Februari 1971.

"Wetlands for a Sustainable Urban Future" adalah tema peringatan yang berkelanjutan degan semangat penyelamatan lahan basah, rawa-rwa, hutan mangrove, untuk lingkungan hidup yang lebih aman, nyaman, selamat, dan seimbang.

Konvensi pada awalnya fokus pada masalah burung air yang sering hilir mudik lintas benua, karena mengejar ketersediaan pakan di air dan menyesuaikan dengan musim di negara asal. Jika sumber pakan mulai berkurang karena perubahan musim, maka burung akan bermigrasi ke lintas benua.  Maka, penyelamatan burung air termasuk burung air migran, lalu berkembang kepada konservasi ekosistem lahan basah termasuk keanekaragaman hayati di dalamnya.

Bahkan saat ini lebih bermulti fokus karena kenyataannya lahan basah menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia.  Melihat kenyataan tersebut, banyak aktivis dan pemerintah yang peduli lingkungan, menyimpulkan bahwa lahan basah adalah penyangga kehidupan. .

Lahan basah dari sisi pengertian, sebagaimana disebutkan  menurut Konvensi Ramsar merupakan definisi yang luas, yaitu "Daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan: alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut".

Jawa sudah mengering airnya, kecuali Ciliwung atau bantaran sungai di Semarang dan DKI Jakarta, sehingga perlu proteksi lahan basah lain yang masih eksis terutama di lahan basah Kalimantan.

Saya pernah berinteraksi aktif dengan para aktivis pecinta lingkungan, misalnya Pak Fery Lens yang juga anggota Sahabat Bekantan Indonesia di Banjarmasin dan dikenal sebagai Founder at Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia. Pak Fery ini selain aktif di Pusat studi tersebut, juga seorang fotografer andalan yang mendokumentasi banyak aksi proteksi lahan basah. 

Di tahun 2021, jaringan membentang juga selain dari BUMN Pelabuhan, juga PT Ambang Barito Nusapersada sang pengelola alur Sungai Barito dengan kapal keruk Barito Equator yang rutin memelihara kedalaman alur, juga Forum Sekolah Administrasi Bisnis Kemaritiman (FSAI) yang beranggotakan AMNUS (Akademi Maritim Nusantara Banjarmasin), PT PMLI Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia di Jakarta, STIAMAK Barunawati Surabaya, Fisip Administrasi Bisnis Universitas Tujuh Belas Agustus UNTAG Semarang,  Akademi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga AKPN Bahtera Yogyakarta, Yayasan Wibhakta SMAN 7 Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Maritim Yogyakarta (STIMARYO), dan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) di Papua an Makasar. 

Selain mengembankan dan bakti edukasi kemaritiman, FSAI juga giat mengkampanyekan proteksi lingkungan hidup terutama di lahan basah dan area pelabuhan Nusantara. Jika Anda datang di terminal Teluk Lamong SUrabaya dan Terminal Petikemas SUrabaya TPS, anda akan disuguhi lalu lintas burung dan back up area mangrove di sekitar terminal pelabuhan. Itu didesain untuk menjaga keseimbangan alam, sekaligus mata dimanjakan dengan view burung air yang terbang melintas di kawasan mangrove. 

Rekan saya dari Belanda ketika ada kegiatan dengan STIAMAK, juga kagum dengan situasi ini, Bahwa sebagian dari kita tetap konsisten menjaga kelestarian lingkungan, terutama lahan basah ini. 

Aktivis berkumpul berjuang untuk lahan basah (Foto: Fery Lens) 
Aktivis berkumpul berjuang untuk lahan basah (Foto: Fery Lens) 

NAh, kalau di Banjarmasin, ada juga legendaris Amelia Rezeki yang sudah melanglang buana sampai Eropa dan Australia untuk promosi gerakan cinta lingkungan hidup,lahan basah, dan pelestarian Bekantan, karena lahan basah adalah habitat asli Bekantan yang tidak  ada duanya di dunia kecuali di Kalimantan. Ada juga Yasmin Qamarani yang sibuk sebagai youtuber dan rumah kreasi Muslin di Banjarmasin, yang juga getol promosi penyelamatan lahan basah di Kalimantan.

Berdasarkan pemetaan para ahli, lebih setengah, dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan kawasan pesisir. 

Data yang tercatat, dari total luas 37.288 kilometer per segi, 67 persennya merupakan kawasan pesisir yang tersebar di lima kabupaten; Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, dan Barito Kuala (Batola). 

Kendati begitu, ditakar dari persentase total kawasan pesisir yang dimiliki, ternyata provinsi  Kalsel yang beribukota di Banjarmasin yang ikonik dengan Kota Seribu SUngau ini saat ini  minim kawasan hutan mangrove. Berdasarkan data pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel, luas hutan mangrove di Kalsel 106.967 hektare.  

Kita bisa membandingkan dengan lahan basah lain di sekeliling Pulau Kalimantan, bagaimana kita memang perlu gotong royong untuk menyelamatkan lahan basah. DI kalimantan selatan ini hanyalah ilustrasi, bahwa dari jumlah itu, 27.749 hektare kritis tanpa ekosistem mangrove, sehingga gerakan tanam mangrove dan proteksi lahan basah harus digencarkan supaya Pulau Kalimantan tidak mengering dan ekosistem akan terancam. 

PAtroli lahan basah bersama Sahabat Bekantan Indonesia (Dokpri) 
PAtroli lahan basah bersama Sahabat Bekantan Indonesia (Dokpri) 

Indonesia sendiri masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Keppres 48 th 1991 yang merupakan Ratifikasi Konvensi Ramsar di Indonesia.  Dengan demikian, Indonesia harus mematuhi kesepakatan-kesepakatan untuk penyelamatan lingkungan hidup ini.

Pada tahun 1996, sebagai salah satu hasil pertemuan para anggota Konvensi Ramsar, ditetapkan bahwa tanggal 2 Februari adalah Hari Lahan Basah Sedunia. 

Pada tahun 1997, Hari Lahan Basah Sedunia untuk pertama kalinya diperingati di seluruh dunia oleh negara-negara anggota Konvensi Ramsar, dan pada tanggal 12 Februari 2021 ini berarti 10 hari telah lewat dari Hari Lahan Basah dunia, dan tetap perlu kita ingatan semua pihak untuk gotong royong menyelamatkan lahan basah sebagai bagian dari upaya kita melindungi tidak saja habitat burung air, lingkungan hidup, namun juga terutama adalah peradaban manusia itu sendiri.

Mari berlomba dalam kebaikan, fastabighul khairat. Semoga ini dicatat sebagai ilmu bermanfaat dan amal jariah kita bersama. 

Selamat berhikmat di hari jumat, bertepatan dengan Imlek Tahun Baru 2021 dalam kalender Chinese Year.  Barokah hidayah anugerah untuk kita semua. Aamiin (12.02.2021/Endepe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun