Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Who Am I?

3 Februari 2021   17:02 Diperbarui: 3 Februari 2021   21:32 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemimpinan, adalah tema sentral. Sebagian orang menganggap, kepemimpinan adalah mencapai puncak, menjadi elit yang mengawasi grass roots. Kepengikutan, akhirnya, seakan menjadi subordinat, menjadi bagian yang tidak layak untuk dikedepankan. Kepengikutan, adalah kebelakangan. 

Demikian, pendapat umum. Padahal, bukankah tidak ada kepemimpinan tanpa kepengikutan ?

Maka, berlomba-lombalah orang untuk mencapai derajat pemimpin. Bilamana perlu, dengan kudeta militer seperti di Birma atau Myanmar. Atau kudeta sipil, yang rame dibicarakan pada sebuah partai besar di bawah pertimbangan majelis tinggi top leader republik nusantara 01.

Barang siapa mengenal diri sendiri, maka ia akan mengenal Tuhannya. Jika mampu demikian, maka harusnya bisa mengontrol diri dan orang lain. 

Namun, seberapa jauh seseorang bisa mengenal dirinya, sehingga ia dapat memimpin diri dan orang lain, dan bisa mendesain masa depan berdasarkan rasio nalar dan rasanya?

Nah, mari kita isi kuis ini..... dibuat berdasarkan wangsit dan literasi dengan maksud membantu panjenengan semua mengenali diri. Isikan ya...

1. Hidup adalah........................................

2. Jika saya dilahirkan kembali, maka saya akan.............................

3. Jika saya berusia belasan tahun, kembali ke masa SMA, maka saya akan..................

4. Saya akan menangis jika........................

5. Maka saya adalah........................................

6. Saya hidup mencari ..................

7. Menurutku, saya kenali diri sebanyak .........%.... sebab..............

8.Sampai saat ini saya memiliki..............

Nah, silakan diisi. Bagaimana kuncinya,ya isikan sesuai dengan hati nurani. Sebagian adalah sebuah proyeksi masa, atau time perspective, di mana seseorang ada yang cenderung ke masa lalu, menghindari masa kini, dan khawatir mengenai masa depan.

Sebagian ada yang membenci masa lalu, mencintai masa kini, dan tidak memikirkan masa depan.

Idealnya, pasti bersyukur atas masa lalu, menjalani hidup dengan sebaik-baiknya di masa kini, dan optimis menatap masa depan.

Nah, siapakah kamu, aku, dia, mereka, kita ?

Seorang sahabat saya yang dulu terkenal cantik tapi judes, judes tapi cantik, hehehe..mbulet ae yes...., mengatakan sesuatu yang menarik: 

"Aku sudah selesei dengan diriku, sudah kucari dan kutemukan, memang aku hanya mengenali diriku tidak lebih dari 90%, karena memang akan kubiarkan adanya kejutan-kejutan yang tidak ada dalam nalar rasionalitasku, aku akan menangis ketika ada yang membutuhkanku, aku sedang tidak punya, atau tidak ada, atau tidak bisa hadir lama untuk menghentikan lara, sebab bagiku kamu sekalian adalah temanku, yang jika aku bisa menolong, aku akan menolongmu, jika engkau menyakitiku, aku akan mencari alasan untuk memaafkanmu, sebab aku tahu, engkau adalah pribadi yang sangat berbeda denganku, hijau kuning kelabu merah dan biru, maka aku akan siap untukmu..., semua yang kucari sudah ketemu.. aku akan berusaha membantu  jika diperlukan, untuk ikut mencarikan dirimu.. meski aku hanyalah 90%....... "

Ya ya .......seorang wanita yang mandiri tegas, akan mengatakan ia mengenai 90%, yang berarti jatah orang lain, hanya 10% untuk mengenalinya.

Ada wanita yang sangat lemah, melemahkan diri, menganggap dirinya hanya 10%, sedangkan 90% adalah anaknya, suami, keluarga dan temann-temannya. 

Semua ada risikonya, kuat mandiri akan tampak seketika teralienasi jika berlebih, yang lemah akan terbanting tanpa daya jika bahu untuk bersnadar patah tidak dapat dikembalikan.

Hidup, akhirnya bukan 90-10%, hidup lebih luas dari itu. Hanya kita yang tahu, sayangnya pengetahuan kita terhadap diri sendiri juga tidak mampu menangkap utuh terhadap proyeksi diri kita. 

who am i ............. bertanyalah sebelum maju dalam kompetisi pemilihan kepemimpinan nasional. Jika bahumu lemah, bagaimana engkau akan menahan beban masalah orang lain. Jika bahuku kuat, mampukah engkau didatangi sekian juta masalah yang akan menguji kekuatan sabar dan problem solvingmu?

Kerapuhan Diri 

Bila belum selesei menjawab who am i, maka kalangan psikolog klinis menyatakan bahwa itu tanda seseorang belum selesei dengan dirinya sendiri. 

Rasa tidak mampu sering kali menjadi dasar pertanyaan seputar "Siapakah saya?" Ketika orang terlibat dalam kerumitan yang semakin mendalam dari pemahaman diri mereka sendiri, mereka akan jauh lebih baik untuk mengabdikan diri pada proses kehidupan yang sedang berlangsung. Menyaksikan pikiran kita, tidak bereaksi karena kebiasaan lama, dan menjadi hadir memungkinkan kita untuk merancang hidup kita dengan lebih baik. Dengan demikian, identitas yang kita cari menyalakan gelombang kehidupan yang diperkaya oleh arus.

Bayangkan panjenengan telah berada di penjara selama dua puluh tahun, dipenjara sejak usia delapan belas tahun. Anda benar-benar tidak memiliki pengalaman hidup orang dewasa di luar lembaga pemasyarakatan. 

Perasaan diri Anda terbatas secara tragis. Anda mungkin bertanya pada diri sendiri, "Siapa saya? 

Ini kemungkinan besar akan memicu perasaan diri yang rapuh yang secara paradoks mungkin membuat Anda paling khawatir tentang pembebasan Anda yang akan segera terjadi. 

Anda tidak akan memilih untuk tetap dipenjara sampai Anda dapat menemukan identitas Anda. untuk mengizinkan perasaan baru itu mengalir dari pengalaman baru Anda.

Sahabat saya yang cantik ganteng tapi ada galaknya, akhirnya secara tidak sengaja mengakui: jika saya dilahirkan kembali, aku akan membuka lembaran baru, sehingga aku lebih leluasa mengenali lingkungan, berinteraksi dengan alam semesta, karena sepertinya dulu saya terlalu normatif, kaku dan bagaikan katak dalam tempurung....

Nah, jika panjenengan termasuk nice boy, nice kids, nice girl, segera eksplore dunia dengan lebih merdeka, meski tetap harus menjaga norma dan susila. Supaya, teman sahabatmu bukan hanya kemudahan dan fasilitas, namun juga kesulitan, kesedihan, perjuangan.

Sehingga, kelak jika sudah dewasa, lebih leluasa bersikap bertindak dengan kebijaksanaan alam semesta. 

Maka, bertindaklah.. setelah menemukan jawaban...... who am i ....... (03.02.2021/Endepe) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun