Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berbagi Rezeki Pagi

3 Februari 2021   03:26 Diperbarui: 3 Februari 2021   03:33 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
munajat di waktu subuh. foto sebelum pandemi (Dokpri)

Inginkah kuberitahu sesuatu// yang lebih baik dari dunia seisinya// lebih berjaya ketimbang kuasa apa pun// bahkan ketika rembulan di genggamanmu//

Maka dirikanlah shalat sunah rawatib sebelum subuh// dua rakaat yang nilainya melebihi dunia seisinya// sebagaimana yang telah dijanjikan Nya//

Inginkah kuberitahu bagaimana wibawa dan harkat martabatmu akan diangkat// naik tinggi sampai langit ke tujuh// tempat semua malaikat berlabuh//

wajahmu akan terang benderang// teduh tanpa keluh // bersinar tanpa menyilaukan// maka lakukan tahajud di 1/3 malam terakhir//

ketika semua mata terpejam// dorong jiwamu terbang ke langit// untuk memohon ampunan dan karunia tanpa batas// 

hingga setiap atom kejahatan kebaikan akan terbalas//

inginkah kuberitahu yang lebih dari itu// seperti orang yang shalat tahajud semalaman// berlipat tanpa sekat// menembut langit tanpa limit//

itulah subuh berjamaah di masjid// bahkan diibaratkan seandainya orang tahu betapa besarnya pahala jamaah di masjid di waktu subuh//

kaki merangkat diseret pun akan dijalani// demi menggapai ridho Ilahi Rabbi// 

sebab ada cerita seorang anak manusia// yang berpenuh mencapai karir puncak sepuncak-puncaknya// hingga anak cucu tidak kebagian//

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun