Survey gaji lazim dilakukan oleh lembaga kredibel yang mumpuni. Juga sangat mahal jika kita terlibat di dalamnya. Namun ini ada survey yang menarik. Selain lembaga surveynya bernama unik, TimHRDBacot, juga karena hasilnya pun tetap ciamik. Surveynya pun lewat platform media sosial, yakni twitter dan instagram.
@Hrdbacot yang mengklaim punya follower 450 riBu, berhasil didapatkan data sebanyak 3.300 data dalam kurun waktu 7 hari. Tim Survey pun melaporkan info lewat sebaran hasil, bahwa respon di medsos sangat beragam dari cemooh, rasa tidak nyaman, sampai ada juga yang jujur menyatakan penghargaan.
Menamakan diri admin bacot alias mincots, hasil survey ini lumayan lah untuk gambaran-gambaran singkat peta gaji di Indonesia. Dari data masuk 3.300 tersebut, tervalidasi hanya 2.225 dengan latar belakang D4 dan S1 sejumlah 1615, dan SMA-D3 sebanyak 514.
Kebanyakan responden adalah entry level, yakni officer, staff, specialis, admin, dan operator dengan jumlah yang dominan sebanyak 1446, sisanya terbagi dalam intermediate level, first level management, middle level management, dan sedikit top level management.
Artinya data masuk memang lebih banyak di level menengah bawah. Sebanyak 79% responden pengalaman kerja di bawah 10 tahun. Selebihnya di atas 10 tahun, namun posisi masih dominan entry level.
Jakarta masih tertinggi
JAkarta entry level maih tertinggi, namun disparitas atau gap gaji juga tinggi. Artinya ada yang gaji di bawah 3 juta, ada juga yang sama posisi digaji 7 juta karena perusahaannya berbeda. Apakah 7 juta itu gaji tinggi, ya bisa jadi kalau di entry level atau fresh graduete, atau posisi staf awal di perusahaan.
E-commerce menjadi salah satu sektor yang sangat menarik dengan tawaran gaji yang relatif lebih tinggi dibanding sektor lain seperti perbankan, telekomunikasi, distribusi, konstruksi, logistik, retail, food and beverage, dan pendidikan. Median gaji atau angka tengah gaji untuk bidang e-commerce ini mencapai kisaran 5 - 6 juta per bulan.
Sementara itu, 3 sektor terendah yang menggaji karyawannya adalah retail, food and beverage atau bisnis restoran, dan pendidikan. Kalau di restoran mungkin disebabkan karyawan bisa dapat ransum 'kali yes., sedangkan retail bisa jadi karena karyawannya memang buanyak banget sehingga bos tdiak sanggub membayar mahal, dan kalau pendidikan ya mungkin efek pandemi pada online system sehingga institusi sekolah tidak kuasa kreatif mencetak revenue dengan ragam aktivitas, sehingga insentif mengajar juga rendah.