Nah, kembali ke cerita saya. Saya bertemu Pak Gendeng ini jauh sebelum gegeran reformasi. Ketika itu beliau membanggakan diri mampu menyantet bahkan sampai tokoh-tokoh internasional. Saya, ketika itu, bertanya, bagaimana mungkin dia bisa menyantet sekian banyak, bagaimana metodologinya, apakah dengan ilmu hitam atau black magic ?
"Saya dulu memang ikut dengan tarikat imu klenik, santet ala Amerika Selatan, yakni Voodo, dengan ritual mengorbankan anak remaja wanita yang masih gadis, namun saat ini saya menekuni dengan riset, "kata Pak Gendeng. Apakah saya percaya, atau Anda percaya, tidak penting juga, kita ikuti saja bagaimana Pak Gendeng ini berbkisah-kisah.
Menurut Pak Gendeng, dia punya banyak tim terdiri atas ahli kedokteran, transportasi darat laut udara, arsitektur, tata ruang dan desain visual, dan sebagainya.
"Ada pedagang yang konsultasi ke saya, mengapa dagangan tidak laris, dan dia minta saya menyantet pesaingnya, maka tim saya akan datang ke lokasi, mempelajari ruangan, arsitektur fengsuinya - misal keindahan, arus udara sirkulasinya, dan sebagainya, lantas kita akan redesain dengan nasehat-nasehat spiritual yang sebenarnya adalah rekomendasi konsultan, "jabar Ki Gendeng ketika itu.
Artinya bahwa ajian penglaris yang dijual oleh Ki Gendeng, adalah berdasarkan riset. Feng sui adalah seni arsitektur desain visual termasuk tata sirkulasi udara dan pencahayaan, sehingga tempat jualan nyaman bagi pembeli dan mengundang pelanggan. Lojik dan rasional, batin saya.
"Lantas bagaimana dengan santet sampian Ki, "tanya saya penasaran.
Ki Gendeng tampak menghelas nafas.
"Makanya nama saya Ki Gendeng Pamungkas, saya berharap agar setelah saya tidak ada lagi yang gendeng (= gila), cukup saya. Sebab santet saya melibatkan ilmu kedokteran, saya mempelajari pola makan calon korban, saya masuk ke zona fisik sekitar calon korban, sehingga proses kematian tidak kelihatan sebagai korban kejahatan santet, "kata Ki Gendeng.
Anda percaya, apakah saya percaya, saya juga nokomen deh. Namun, itu adalah kisah Ki Gendeng. Santet melibatkan riset, termasuk nasehat ajian pengalir dagangan, sebenarnya dengan riset.
Akhirnya, pada hari kembar bulan kembar, tanggal 6 bulan 6 tahun 2020, Pak Gendeng ini meninggal dunia sekaligus memberitakan kepada khalayak bahwa ramalan meninggalnya Presiden Jokowi pada tahun 2015, tidak terbukti. Justru Pak Gendeng yang berpulang duluan.