TANPA WHATSAPP, serasa mengherankan karena selama ini kita sudah telanjur tergantung. Bukan sekedar gibah menggibah, saling bertukar info yang belum tentu valid tapi mengasyikkan, juga komunikasi gratisan tersebut juga bermanfaat untuk distribusi dokumen dengan lebih cepat ketimbang email, karena bisa langsung diunduh, dibaca, diedit, dan langsung saling reply seketika. Foto kegiatan juga bisa langsung hadir di depan mata.
Bagaimana hidup tanpa whatsapp? Selama ada aplikasi pengganti, yang sudah lama mereplace medsos ini sebenarnya, yakni telegram, saya kira tidak akan ada masalah besar. Bahkan juga media sosial lain masih banyak tersedia, facebook, instagram, twitter, selain platfrom medsos yang lebih bernuansa komunikasi 2 arah secara langsung yakni whatsapp atau telegram.
Semuanya sebenarnya berujung pada sarana komunikasi dan sosialisasi diri.
Komunikasi karena memang kenyataannya digunakan untuk saling bertukar informasi, up date situasi terkini, dan mewartakan apa yang terjadi di sekitar kita.
Sosialisasi karena ada juga tipe pengguna yang hanya sibuk menyimak, sekedar tidak ingin ketinggalan info meskipun juga tidak ingin terlibat proaktif terhadap hiruk pikuk komunitas medsos.
Untuk orang tertentu, sepertinya keheningan suatu saat akan menjadi pilihan yang membahagiakan. Hening jauh dari keramaian, kegaduhan, silang sengkarut duniawi. Tidak dipungkiri manfaat media sosial, namun dahulu sebelum ada media sosial, semua juga berjalan biasa-biasa saja.
Bahkan revolusi Arab Spring, juga dipicu kegaduhan sliweran info propaganda lewat media sosial. Presiden Trump sampai diblokir twitter, juga karena sekilas kata ternyata berisiko Capitol Hill langsung diduduki dan mencoreng wajah demokrasi Amerika.
Whatsapp yang akan mengintegrasikan data dan jaringan dengan Facebook, karena pemiliknya sekarang sama, memang mengkhawatirkan bagi sebagian besar penggunanya. Sudah berulang kali terjadi, kejahatan lewat media sosial, baik individu maupun kesisteman.
Bahkan pemilik FAcebook yang notabene sekarang juga pemilik Whastapp, pernah dipanggil Kongres Amerika Serikat dan terjadi dialog yang menarik mengenai privasi, risiko berbagi privadi di dunia maya, dan apakah pemilik FB bung Max itu juga bersedia berbagi privadi di publik? Jawaban yang simpel dari sang pemilik adalah, jika memang tidak mau berbagi privadi, ya jangan menggunakan aplikasi medsos tersebut.
Teknologi menawarkan kemudahan bagi manusia, positif maupun negatif. Selalu ada celah kejahatan di dunia saat ini, bahkan vaksin yang diproduksi untuk kebaikan, tetap masih menimbulkan kecurigaan karena pada dasarnya manusia memang dipenuhi banyak prasangka.