Waduh, dapat dibayangken bagaimana saya agak gemeter mendengar kata Israel. Sebab, selama ini stereotypenya adalah bangsa itu sedang menganeksasi Palestina, dan banyak gerakan negara yang intinya kurang sreg dengan Israel. Dan orangnya ada di hadapan saya.
BAiklah, kisah saya di Irlandia ini intinya, orang Israel bekerja di tempat yang jauh, dan tetap ada kesan travelling seperti berlibur karena dari obrolan juga ada kegiatan leisure activities di Irlandia.
Kalau saya bersama rombongan pelatihan, pikniknya sendiri-sendiri bukan menjadi bagian dari agenda kegiatan.
Yahudi di Kereta Api Belanda-Perancis
Lho,kok kisahnya melulu mengenai yahudi ? Ya ini sekedar berkisah sisi lain bangsa yang banyak disebut di Bible maupun Quran. Yahudi memang diidentikkan dengan Israel sebagai bangsa dan negara, meskipun kalau mau diskusi ya panjang lebar ada persamaan perbedaan dan dinamika lain antara Yahudi sebagai budaya dan umat manusia, atau pun Israel negara modern yang bisa tersambung atau terpisah dengan kisah Yahudi di Al Kitab.
Di perjalanan kereta api dari Belanda menuju Perancis, yang ini lain agenda berbeda dengan yang di Irlandia tadi, saya bertemu dengan ibu-ibu sepuh yang tampak sedikit kepayahan mau naik kereta. Saya bantu beliau ini naik, dan rupanya tampak senang dan menjadi ramah. Singkat cerita, ibu ini mengaku dari Israel, dan sedang ada kegiatan "bekerja" di antara negara Belanda dan sekarang mau ke Perancis.
Lho, kalau kita bandingkan dengan perspektif wfd ini, berarti yang di Irlandia dan Belanda itu bukankah work from destination?
Kaum yahudi sudah banyak melakukan, dan sekarang banyak sekali konferensi yang notabene adalah bekerja, namun dilakukan di lain negara. Bukankah in wfd?
Sayangnya, pandemi menyebabkan wfd menjadi ngeri-ngeri mengkhawatirkan. Sebab, protokol kesehatan selain harus tetap dipatuhi, juga ancaman Covid19 masih mengintai di banyak tempat.
Namun demikian, kalau dari kisah saya di atas, sebenarnya wfd sudah lama dilakukan, oleh teman saya dari Israel tadi. Dan ini berkembang semua bangsa melakukan banyak aktivitas lintas negara dengan fokus sebenarnya adalah "bekerja".
Di era pandemi ini, akhirnya wfh dan wfd menjadi pilihan yang tidak terelakkan dengan kunci yang ketat: protokol kesehatan.