Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Nunggu Merah Baru Beli? Trend Saham 2021

6 Januari 2021   12:27 Diperbarui: 6 Januari 2021   16:22 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau sudah begini pusing kan, kecuali dah paham pasar (foto: sahamgain.com)

Tip investasi saham, bagaimana enaknya ? Saya pelaku bukan pemain, artinya saya ikut punya saham di market, namun bukan sebagai pemain profesional yang hobi main intip untuk sell or buy, jual ketika hijau, beli ketika merah.

Saya dibelajarkan untuk sabar, dan sepertinya ini tip investasi saham yang moderat bagi pemula. Awal Tahun 2021 situasi masih belum stabil, namun saya coba beli saham BRI Syariah (BRIS), baru dalam kedipan mata saham saya sudah menghijau. 

Saya beli 2350 ketika di awal tahun 2021 ini, hari ini per 6 januari 2021 sudah ada di posisi 2510. Dahsyat kan... naik 160 poin. Bayangkan jika saya punya 1 juta lembar, artinya saya punya margin 160 juta rupiah. Bayangin saja ya.. sebab punya saya gak sampai segitu. Hehehe..

ALASAN APA 

Mau beli saham di bursa, memang -kalau saya sih - harus bergabung dengan sekuritas yang terpercaya. Definisi terpercaya adalah tidak berisiko tumbang ketika kita justru punya margin tinggi. Maka, saya milihnya yang berafiliasi dengan negara, atau sekuritas milik negara (BUMN). Bisa Mandiri Sekuritas (MANSEK), atau BNI Sekuritas, dan lain-lain. 

Saham saya hampir semuanya, saat ini , biru. Artinya saham saya beli lebih murah ketimbang harga pasar. Namun, UNVR atau unilever saya kok masih merah, artinya saham UNVR ketika saya beli, lebih mahal ketimbang harga pasar saat ini.

Lantas, saya konsultasi ke pakarnya, kolega saya yang direktur lembaga dana pensiun bumn di Surabaya. Beliau menjawab dengan bertanya, lha aneh kan, menjawab dengan bertanya, dulu ketika saya beli UNVR itu alasannya apa ?

Saya jawab karena reputasi, dan jelas kelasnya internasional dunk.. Siapa yang tidak kenal Unilever

Namun, kata teman saya, UNVR sudah meraksasa, lamban dalam mencetak laba, dan bisa dicek dalam selisih antara daya beri deviden, dengan rerata bunga deposito di pasaran. Toh, maniak UNVR kayak saya ya tetap beli saham UNVR, untuk tabungan saham, dan sedikit bergaya nih guweh ikut punya perusahaan Internasionalloh.. Hehehe.. ya untuk bercakap dengan mereka yang main saham atau hobi utak utik pasar. Dari obrolan itu sering kita dapat ilmu baru sheingga wawasan semangkien tambah dunk...

Nah, ilustrasi deposito dan deviden bisa kita lihat begini. 

Ambillah deposito 100 milyard, cie banyak kan... namanya juga misalnya, bunganya 5 % berarti deposito menghasilkan 5 milyard dalam setahun. Jika kita punya saham 100 milyard nilainya, sementara deviden hanya diberi senilai 3 milyard, artinya data beri deviden di bawah deposito pasar.

Ya itu sekedar ilustrasi. Mau buktikan, ya beli saham sendiri dunk... Ntar akan bisa lihat menghitung selisih-selisih antara deviden dengan deposito dan lainnya. 

MAINSTREAM ATAU BARU ?

Mainstream artinya arus utama, saham TLKM Telkom Indofood INDF dan kumpeni besar lainnya, adalah mainstream. Beli saham perusahaan kecil atau besar namun tidak terkenal, mungkin lebih profit ketimbang mainstream. Mungkin lho... di pasar tidak ada yang pasti. Namun keuntungan mainstream, meski deviden bisa jadi tidak terlalu besar, adalah aman secara jangka panjang. Jadi, kalau sedang merah, beli saja sebanyak-banyaknya. Kalau sedang hijau, bersabarlah jangan dijual, sebab nanti tetap akan ada deviden setelah rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS).

Ada ilustrasi dari kawan saya bagus sebagai berikut: 

=====

Bagi yang galau sekarang itu, saham naik turun, merah hijau tanpa terkendali, karena dulu alasan membeli sahamnya kurang firm.
mestinya alasan beli sahamnya itu harus lengkap:
1. bisnis perusahaan bagus, dan berkembang kedepan.
2. valuasinya wajar atau murah. valuasi ini bisa dihitung dg price to earning ratio atau yield dividen dll.

- kasus pean beli BIMA: gak jelas bisnisnya, gak jelas valuasinya. Saham ini terkunci tidak bisa dijual, kasus yang saya miliki.
- kasus pean beli UNVR: ini memang perusahaan bagus, tapi pertumbuhan bisnisnya sdh lambat karena skalanya sdh raksasa, dan valuasinya mahal terlihat dari PERnya tinggi dan dividen yield jauh dibawah deposito. Saham ini tetap laris di pasar karena reputasi, dan bagi penggemar ya UNVR tetap asyik untuk dimiliki, apalagi kalau nanti jatuh, merah menyala, malah kesempatan untuk membeli banyak, dan jangan dijual. 

=====

Lebih lanjut.. bersambung nanti ke bahasan lain ya... ini baru sepintas sepintas biar pemahaman awal masuk ke para pemula. Yang sudah pinter main saham, silakan berbagi tip lainnya. (06.01.2021/Endepe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun