Salah satu aktivitas yang juga bisa dilakukan adalah membaca dan menulis. Karena eranya online, media Kompasiana sepertinya sangat tepat untuk ini. Berbagi pengalaman hidup, sehingga migunani tumraping liyan.
Jangan sampai lansia hanya sibuk tidur ya..,sampai ada tulisan di sebuah kampung berbunyi: Hati hati ada lansia sedang tidur..
Hehehe..... lansia tetap aktif adalah kebutuhan untuk tetap sehat.
Saya pernah tinggal di Swedia agak lama, dan melihat para lansia di sana tetap aktif ke sana kemari. Berbelanda di mall, jalan pagi meskipun dengan mendorong kursi stroke atau kursi bantu bagi penderita stroke, dan saling bertemu di taman terbuka. Ketika bertemu, mereka tampak berbagi senyum dan kesannya saya kok ini lansia ngapain saja malah keluyuran di taman. Hehehe... kita orang Nusantara tidak terbiasa melihat lansia tetap aktif di ruang publik. Harusnya, ini saya yang mengharuskan, pemerintah juga semakin peduli terhadap lansia dengan banyak mmeberikan ruang piublik ramah lansia. Taman berbunga yang sejuk, teduh, luas.
Hampir kebanyakan pemda pikirannya gak menjangkau ini, kecuali hanya sedikit. Misalnya Bu Risma, beliau yang sangat peduli dengan taman terbuka, menanam bunga dan menyediakan sampai wifi gratis di taman sehingga orang akan menikmati taman bersama. DI era new normal, pasti dnegan protokol ketat ya.... Kalau dulu mah taman BUngkul Surabaya misalnya, tempat favorit keluarga dan lansia untuk berkumpul jalan-jalan di hari libur.
Seorang rekan saya dari Korea bilang: Hi Nugee... you bilang Yogyakarta indeks kebahagiaannya tinggi, berarti usia lanjut banyak kan, kok kami tidak pernah, jarang, melihat lansia di tempat publik, di mall, di jalan, di bis, dll. Di Yogya lansia sebagian malah masih jualan di pasar, namun jarang yang jalan-jalan bersenang-senang. Sampai tua kok ya disuruh mencari uang, meskipun ternyata ini juga justru menyenangkan bagi lansia. Tetap aktif meski sudah sepuh.
Saya jadi tercenung, benar juga ya..., saya juga pernah di Korea dan melihat lansia sangat aktif. Seperti manusia normal lainnya.
Kultur kita kadang melarang-larang lansia untuk bepergian, selain ruang publik nyatanya tidak atau belum ramah lansia, juga risiko yang kita takuti.
"HAmbok sudahhhh... wes tuwo ojok lungo lungooo... enko nek ono opo-opo repot kabeh...."Begitu teriakan wong jowo kayak saya hehehe....kalau melarang para orang tua atau lanjut usia untuk bepergian.
Kita ini memang belum adil bersikap dan melindungi lansia. Maka, bagi aparatur negara, bikin taman publik yang ramah anak dan lansia, sehingga yang namanya amal jariah itu ya bukan hanya ngasih uang ke kotak amal, namun menyediakan fasilitas umum untuk dinikmati warga senior dengan suka cita.