Loksado, Banjarmasin di sepanjang alur sungai Amandit kaki gunung Meratus. Membelanjakan liburan akhir tahun di sana, agak ngeri-ngeri sedap karena hujan turun tanpa henti. Risiko banjir, rafting dengan bambu menjadi agak berbahaya.
Namun suka cita menutupi kegembiraan, karena petualangan alam sungguh mencengangkan. Sebagai catatan, foto-foto ini dibuat sebelum Covid19 menyerang negara kita. Jadi, memang belum dikenal 3 m maskeran menjaga jarak dan mencuci tangan.
Alhamdulillah, udara segar alam membuat kita semakin sehat, di aliran Sungai Amandit, kaki gunung Meratus, kawasan atas Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Bamboo Rafting memang ikonik dengan Loksado. Sejarahnya dulu hanya pengiriman bambu dari hutan, lewat aliran sungai untuk dijual di dataran rendah sebagai bahan bangunan atau konstruksi lainnya.
Sekarang, menjadi objek wisata alam yang sangat menggairahkan, mendebarkan, menyenangkan, memicu adrenalin karena melwati liukan sungai yang sangat sangat alamiah.
Namun, naik ke Loksado juga ngeri-ngeri sedap, karena mendaki jalan dengan kemiringan agak ekstreem. Sopir yang kurang trampil, mindah gigi satu dua, membuat senam jantung karena bisa keplorot, atau terdorong ke belakang, risiko tinggi. Sehingga, harus disopiri orang lokal yang kenal medan.
Perjalanan menyusuri sungai dg kedalaman variatif 0.5 m sampai terdalam 3-4 meter selama 2 jam.. Suara-suara alam sahut menyahut, gemericik air dan suluran ranting pohon menghiasi perjalanan rafting bambu kita.
Halang rintang penuh batu dan sulur pohon, hutan kanan kiri ditimpuki suara kinjeng tangis atau serangga mendenging dan gemericik air
Sebagian batu tampak keras, sebagian mulai kentara.adanya evolusi pelapukan.
Nah, bagi yang belum pernah, jangan mati dulu sebelum datang ke Loksado (never die before you arrived at Loksado....)
Pemandangan alam, yang semoga awet ya karena modernisasi membuat alam kering air, memicu sumber air gunung bisa mengering. Mumpung belum kering, segera ke Loksado menikmati rafting bambu yang sangat syahdu.
Jangan lupa isoman Isoman Usai Liburan ... isolasi mandiri pasca liburan. Terutama, kalau liburannya ada di kerumunan. Bagaimana jika kita liburan di tengah hutan, dengan aliran sungai gemericik tanpa ada kerumunan?
Ya tetap antisipasi, isoman lah usai liburan. Tetap jaga protokol kesehatan di era new normal (01.01.2021/Endepe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H