Saya berjumpa dengan Khalil Gibran, dalam karya-karya sajak dan puisinya, jangan khawatir, saya tidak sedang memperbincangkan walikota,
Perjalanan kebatinan sang Khalil, dituangkan dalam banyak karya,
Sebagaimana seharusnya para manusia, hidup dengan usaha kuat untuk berkarya,
Wah, ini bukan politik, kok namanya jadi sama dengan partai,
Ini tentang permenungan dari Khalil, yang mengatakan,
Kita belajar rendah hati, pada saat kita bertemu dengan orang sombong...
Belajar untuk toleransi, ketika berhadapan dengan kelompok anti toleransi..
Belajar untuk bersabar, pada saat kita bertemu dengan orang yang selalu ingin buru-buru..
Belajar untuk selalu menempuh ilmu, ketika kita berhadapan dengan orang bodoh..
Belajar untuk menjadi berwarna, pada saat kita jenuh dengan hitam putih tanpa jeda,
Kita.... dibelajarkan oleh mereka...
Belajar kembali sopan, ketika bertemu dengan orang yang sama sekali tidak mengenal tata krama,
Belajar mengendarai alat transportasi dengan hati-hati..., mobil sepeda gowes sepeda motor, ketika kita dipertemukan dengan orang yang serba ingin menyerobot...
Bis yang dikendarai dengan pelan, justru membuat mata kita mengantuk..
Bis yang dikendarai dengan ugal-ugalan, membuat kita waspada dan ingat kepada Tuhan...
Ironi yang menjadi keseharian....
Belajar untuk berusaha memahami, pada banyak hal yang kita bertemu dengan orang yang sulit sekali paham...
Namun, demikian Khalil Gibran berkata, mengapa ya kita tidak pernah berterima kasih kepada mereka ?...
........................... (23.12.2020/ndp)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI