Dunia hiruk pikuk itu mungkin milik dunia ketiga. Ekonomi maju, namun distribusi kurang merata. Akhirnya orang ribut mulu, yang sebenarnya adalah perebutan kekuasaan. Baik di lini bawah, tengah, atas, dan semburat ke mana-mana.
Orang baik yang berkuasa pun, jumpalitan mengatur strategi agar rakyat tetap terayomi.
Mari lompat ke masa lalu. Tepatnya, 15 tahun yang lalu ketika saya berkesempatan ke Taman Putri Diana di London.
Apa yang dilihat, adalah sebuah taman terbuka dengan danau buatan. Paling kalao di negara kita danau dipakai untuk mancing dan bertengkar, rame rebutan lapak untuk jualan bakso atau penthol korek ya... Ya gimana lagi, mungkin ini negara kita yang masih begitu, sedangkan Inggris sudah maju. Mungkin lho ya.. karena kalau semua pemimpin itu kayak Bu Risma Surabaya, taman kayak di London ini akan banyak, dan indah dengan bunga mekar di musim panas.
Jadi, negara kita bukannya tidak ada pemimpin yang baik dan paham kebutuhan rakyatnya, namun ada nya belum banyak, dan cenderung dimusuhi baik terang-terangan maupun smebunyi-sembunyi.
Kembali ke London, taman terbuka di Putri Diana Park tersebut ya kegiatannya hanya jalan-jalan. Ngasih makan angsa. Jan sok kota banget, angsa yang kalau di negara kita dikejar-kejar anak-anak, di sini diajak bermain, dikasih makan, dan diajak foto.
Tapi kayaknya negara Asia miri-mirip juga pikiran yang melintas, seorang kawan dari negara sebelah juga bilang, "Angsa sebanyak ini, kalau di negaraku sudah dikejar dan disembelih buat lauk."
Cape deh....., pikiran wong ngelih negara miskin, mental lapar sehingga semua ingin dimakan. Pantas saja benur yang belum besar juga dimakan.. hehehe... nyindirrr... Ben hawong ini kan hanya gibah-gibah tanpa arah.
Kembali ke London, selain ngasih makan angsa, sebagian ada yang jogging keliling danau, jalan-jalan dengan anak-anak, juga ada kegiatan aneh bin ajaib. Ngasih makan tupai.
Bajing beneran, di negara kita tidak terasa tupai sudah hampir musnah loh.. Sebagian anak sekarang paling yo gak pernah melihat tupai di desa atau kota bahkan di hutan. Padahal pada tahun 1980-an, ketika saya tumbuh di desa, tiap akhir pekan ada pemburu tupai yang menembak di sela pohon kelapa, dan hasilnya banyak lho. Setiap minggu bisa dapat 10 - 30 ekor tupai. Ditembak dengan senapan angin.
Sekarang, tupai malah dipelihara untuk klangenan atau hobi. Dulu diburu, Sekarang hampir musnah malah dipelihara. MAnusia aneh...
Kembali ke London tahun 2005. Ngasih makan tupai, tupainya dipancing dengan roti atau kacang-kacangan. Nanti akan lirik lirik, turun dari pohon, dan kita harus menjaga jarak untuk melihatnya. Ndesoooo..... diapusi londo gur disuruh melihat bajing...
Hehehe.. nyatanya gitu kok ya saya juga senang, Habis mau apa lagi di taman ya... mata ditebarkan sebagian kita akan melihat remaja asyik masyuk berciuman di taman.. membuat kita ingin pulang ke rumah nyari istri. Heheh...
Begitulah negara modern. Danau buatan, pohon rindang, binatang liar yang disayang, dan manusia berbahagia berjalan bagaikan di surga. Tidak bergaduh rebutan lapan, tukang parkir mengejar-ngejar tanpa karcis, teriakan ormas yang mau sweeping, dan lain sebagainya.
Apakah negara kita tidak begitu? Sudah, alhamdulillah,, 2020 ini semakin banyak juga pemimpin yang jujur amanah dan baik. Kelak, warga Surabaya benar-benar akan menangis ketika mengenang IBu Risma, ibuknya arek Suroboyo yang mengubah SUrabaya dari kota panas menjadi kota taman.
Saya sendiri suka trenyuh kalau di perempatan, ada suara bu Risma menyapa warga, rekaman pastinya, untuk menjaga protokol covid19, patuhi lalu lintas, dan saling membantu antar masyarakat. Salim sungkem untuk Ibu Risma, dari kami yang selalu mencintaimu Ibunya arek Suroboyo.
London 2005, dibandingkan Surabaya 2020, kayaknya sudah hampir seimbang. Kota yang lain ya mungkin juga demikian lah.. semakin baik. Menjadi tugas aparatur negara untuk memberikan rasa aman, nyaman, bagi warganya.
Di London itu, kalau bertemu polisi, warga merasa aman dan nyaman karena merasa dilindungi. Di negara kita, kayaknya juga gitu ya... aman nyaman..., meskipun ada saja cerita yang bisa bikin heboh sendiri.
Paradigma mengayomi dan menyediakan fasilitas umum bagi warga, itu harus dimiliki para aparatur negara. Sehingga kenyamanan taman di London, akan semakin terasa juga di negara kita ini.
Pernah mendengar Bu Risma marah-marah karena taman kotanya dirusak? Nah.. semua warga mendukung Bu Risma: disaduk wae Bu... bajing manusia yang merusak taman itu... Sudah capek capek dibuat kok malah dirusak.
Kelak semua orang akan tahu, Bu Risma lah pemimpin visioner yang paham kebutuhan warganya. Saya sudah menjumpai itu di London, tahun 2005 atau 15 tahun yang lalu.
Sahabat saya dari Banjarmasin, Paman ANum, menemukan ikan sidat yang mirip ikan purba. Sayangnya, itu belum pernah dibudidayakan, padahal sangat eksotik jika bisa dipelihara di taman kota atau danau tengah kota. Negeri kita sebenarnya kaya keragaman hayati, perlu tangan-tangan dingin untuk mengatasi dan mengemas memelihara sehingga bisa berdaya guna.
Semoga negaraku semakin maju. MAju kotanya, bahagia warganya. Simpel namun perlu perjuangan. Selamat berjuang bupati walikota terpilih 2020. (09.12.2020/ndp)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI