Garis tangan itu takdir, yang kita sama sekali tidak tahu apa di balik itu. Orang tidak pernah tahu mengapa Bung Karno bisa kesohor, mengapa tidak yang lain, bukankah ketika itu ada tokoh lain, mengapa yang diculik di Rengasdengklok dan dipaksa para pemuda untuk memproklamirkan kemerdekaan 17 Agustus 1945, di tengah bulan Ramadhan, adalah Bung Karno? Itu takdir bro.... sudah ditetapkan. Demikian halnya mengapa kisah ini itu kok ini itu, jika semua adalah garis tangan, tidak ada satu pun hewan manusia makhluk jin pewangan gendruwo setan gombel ... yang bisa melawan kehandak Tuhan. Tuhan telah menetapkan garis tangan.. nasibmu di tangan Tuhan. Ojok njuk kamu ngupek-upek tanganmu beneran... iku simbol Cakkk.. artinya semua sudah ada takdirnya.
Manusia wajib berusaha berikhtiar, ketetapan Tuhan adalah valid pasti dan jadi. Dan kita wajib tidak tahu, tahunya kita ya ikhtiar dan doa usaha. MAkanya ada yang bilang pilkada itu ada Calon tetap, atau selamanya menjadi Tetap Calon...?
Hyo uwess...... biarkan Tuhan Maha Pengatur. Bahkan di era pandemik Covid19 ini, coba bertakon takonlah, mengapa temenmu yang wafat karena Covid19, kok bukan kamu?
Bersyukur dan selalu berterima kasih setiap hari, semoga hidup kita diberkahi, diberi petunjuk, dan diberi kesempatan untuk berusaha berbuat baik bagi sesama. Yang terpilih di Pilkada serentak, semoga amanah dan berkah. Yang tidak terpilih, ya sudah teruskan hidup dengan semangat untuk berusaha selamanya migunani tumraping liyan.
Semua tangan bergerak, garis tangan Tuhan yang menentukan. Isi setiap hela nafas setiap detik dengan mohon ampunan dan penuh ucapan syukur tiada henti. (09.12.2020/ndp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H