Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berapa Honor Ideal untuk Pembicara Webinar?

1 Desember 2020   19:05 Diperbarui: 26 April 2021   13:13 25526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan ke lapangan lebih optimal dibandingkan webinar, foto sebelum pandemi Covid19 (dokpri)

Sebagian orang menganggap webinar adalah media gratisan. Mendaftar gratis, dan pembicara juga dianggap tidak perlu dibayar. Makanya, bahkan ada event organizer dadakan, gegara Covid19 yang demam webinar, lantas setiap minggu mengadakan webinar. Bermodal kepandaian membuat flier, mengumpulkan nara sumber, dan free registrasi sehingga peserta dapat terkumpul di zoom sampai ratusan orang partisipan.

Sayangnya, zoom meeting yang digunakan secara gratisan, hanya mampu menampung 100 orang, dan durasi tidak lebih dari 30 menitan. Makanya, level naik menjadi zoom berbayar, baik yang edisi ratusan ribu rupiah, hingga jutaan per bulannya.

Saya tidak tertarik membahas biaya zoomnya, itu tergantung bajet dari panitia webinar, Yang menarik adalah, sebenarnya berapa honor ideal untuk nara sumber atau pembicara di webinar.

Nah, beberapa alternatif barangkali bisa menjadi pedoman, kalau mau lho.. Kalau nggak ya setidaknya ada benchmark untuk panitia.

1. Berdasarkan gelar 

Sebagian panitia ada yang bersedia membayar nara sumber berdasarkan gelar dari narsum tersebut. Misalnya nih, kalau level S1 dibayar kisaran Rp. 200-300 ribuan per event, s2 antara 400 - 600 ribuan, dan s3 atau profesor antara 700 sampai 2 jutaan per event. Durasi nara sumber biasanya 30 menit s.d. 45 menit tergantung panitia. Rata-rata ya hanya 45 menit sudah capek untuk menyimaknya, karena satu kali sehari webinar durasi seringnya hanya 3 - 4 jam saja. Alias 1/2 hari saja. 

Honor tersebut sebenarnya bukan dimaksudkan sebagai honorarium standard, melainkan hanya sebagai "pengganti pulsa". Barangkali pengambil kebijakan bisa membuatkan aturan yang lebih baku tentang ini. 

2. Berdasarkan level webinar

Sebagian panitia ada yang menggunakan standar level webinar. Secara umum, webinar di poin 1 di atas, adalah level nasional. Nah, kalau level Internasional, bisa lebih banyak lagi. Misalnya dibayar per jamnya US $ 100, atau ya kisaran Rp. 1,5 jutaan. Jadi kalau full mengisi selama 4 jam, nara sumber bisa menerima honor di kisaran 6 juta rupiah hanya dengan bicara lewat zoom. 

Ahhh... yang benerrrr..... Ya kalau tidak percaya, bikin saja event itu dan buat honor sebesar itu.. hehehe..

Sebab, saya pernah menjadi instruktur non daring, sebelum covid19, standar International dengan pengantar bahasa Inggris, saya pernah dibayar sekitar 9 juta dalam jarak jam mengajar 6 jam saja. Pernah lho, artinya tidak sering. Setelah diskas-diskas, ternyata per jam dibayar US $ 100, dan jika webinar ya bisa disesuaikan. 

3. Berdasarkan biaya registrasi 

Nah, kalau yang didasarkan biaya registrasi, ini lebih bersifat komersial. Sebab, webinar yang berbayar biasanya minim registrasinya, mislanya hanya Rp. 100 ribu untuk 1 hari webinar, itu pun dikatakan sebagai pengganti sertifikat. Kalau tidak menghendaki sertifikat, ya gratis. Mahasiswa dosen publik yang ingin gratisan, ya biasanya ikut tanpa dapat sertifikat. 

Kalau yang sudah komersial, biaya mencapai Rp. 5 juta hanya untuk 3 hari, atau bahkan bisa Rp. 10 an juta untuk 6 hari @ 5 jam webinar, skema pelatihan bersertifikat. Honor untuk instruktur bisa paketan, bisa pula per jam mengajar. 

Rata-rata bisa Rp. 500 ribu per jam, kalau saya pernah memasang tarif mengajar instruktur ya Rp. 1 jutaan per jam, maksimal dalam 1 hari 8 jam sehingga besaran biaya instruktur mencapai 8 juta per hari. Namun, pendapatan saya dari pelaksanaan  training bisa mencapai 50 - 75 juta per harinya. Itu dulu lohhh... sebelum Covid 19. Dan itu bukan pendapatan pribadi, namun organisasi. 

Nah, kalau webinar ini, yang biaya mahal paling peserta hanya 10 - 15 orang saja, sehingga revenue pengelola pelatihan juga jatuh banget. 

4. Suka suka saja dunk..

Lhaa.. ini yang menarik. Sebagian nara sumber benar-benar volunteer, relawan keilmuan. Tidak mau dibayar. Kalau ditanya berapa tarifnya, malah tersinggung. Lha ini.. membingungkan lawan dan kawan. Kita mau sportif membayar secara profesional, malah tersinggung. Gregetan kita souvenir saja tanpa uang honorarium. Bikin cape deh.... mau dibayar mahal malah tersinggung. 

Namun demikian, ya pandai-pandai lah sebagai pengelola lembaga pelatihan atau panitia webinar. Saya pernah juga kok membayar nara sumber sampai Rp. 10 juta hanya untuk bicara selama 2 jam, meskipun ya ada yang ratusan juta namun sesuai kontrak konsultansi dan lain sebagainya. Yang besaran suka-suka, memang tidak dibatasi berapa standar biaya "upah" narasumber tergantung situasi dan kondisi.

Jadi, kesimpulannya, nara sumber webinar itu bisa saja tidak dibayar sepeserpun karena misi keilmuan. Biaya panitia hanya pada sewa zoom nya saja.

Namun ada juga yang membayar nara sumber, baik yang di kisaran Rp. 200 ribu per jam dengan maksud mengganti pulsa.

Ada juga yang sampai per jamnya dihitung US $ 100. 

Bisa juga dikontrak all in untuk event pelatihan berbasis webinar. 

Disklaimer: angka di atas hanya ilustrasi, ada yang valid, ada yang hanya gambaran secara makro. Supaya para mahasiswa dan dosen tidak berpikir bahwa kalau webinar itu nara sumber sebaiknya gratisan saja, melainkan juga ada penghargaan profesional, yang wajar saja. Kalau tidak wajar, malah bahaya kan... mihilll... bikin panitia pusing ruwet mumet.

Kalau ada yang punya pengalaman lain, sila disharing ya... untuk pembanding. Biar bisa menghitung rezeki orang lain.. Hehehe....

(01.12.2020/ndp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun