Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humor

Bung Karno dan Air Kobokan

23 November 2020   17:32 Diperbarui: 24 November 2020   04:22 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini hanya kisah yang dikisahkan. Semoga saja jika benar terjadi, ada hikmah di balik itu. Bisa juga, kisah nyata yang didramatisir. 

Pertanda, betapa seorang presiden mau berusaha menghormati tamunya.

Meskipun, ya lucu juga jadinya.. hehehe..

Alkisah Bung Karno sebagai presiden baru di Republik Indonesia. Senang menjamu banyak pihak. 

Untuk menghindarkan kesalahpahaman, baiklah... tamu tersebut intinya dari jauh dah.

Dari kampung yang jauh dari Jakarta.

Seperti biasa, perjamuan ada yang sifatnya nasional, atau internasional.

Jika Internasional, table manner malah lebih mudah bagi Bung Karno. 

Apalagi beliau juga suka dansa dansi, bercanda, bahkan saling menyulut rokok untuk tamunya.

Nah, kali ini perjamuan nasional.

"Sudah kau siapkan belum semua menunya," tanya Bung Karno kepada ajudan.

"Siap Pak Presiden...., semua sudah lengkap...," kata ajudan dengan penuh hormat. 

"Manaa... ini masih ada yang kurangg....," kata Bung Karno.

"Siap.... mohon maaf yang mana ya Pak Presiden," tanya ajudan agak takut.

"Kobokannya manaa...," bisik Bung Karno ke ajudan.

Ajudan langsung paham. Makanan menu Nusantara yang sebagian menu harus menggunakan tangan, maka harus disediakan kobokan.

Air untuk mencuci tangan sekedarnya. Pasti bukan kobokan besar ya... bukan pula wastafel yang ada di ruang toilet.

Ajudan segera mengedarkan panci kobokan, ya sebesar mangkuk kecil lah.

"Ayo... mari silakan... kita mulai makan," kata Bung Karno mempersilakan.

Para tamu tampak bingung dan canggung mau memulai dari mana.

Seorang kepala suku segera mengambil panci kobokan, dan mengangkat ke Bung Karno, "Mari...."

Lantas kobokan tersebut diminumnya. Bung Karno tampak agak kaget. Tapi langsung tersenyum, dan bilang ke semua tamu, "Ayo.. kita minum air putih sebelum makan," katanya.

Waihihihi... Bung Karno presidenku yang baik hati. Tidak ingin mempermalukan tamu, akhirnya ikut minum air kobokan yang untungnya masih bersih karena belum dipakai. 

Bagi yang sudah pernah dengar kisah ini, benar kan gitu ya kisahnya?

Hehehe... maaf jika agak didramatisir. Namanya juga humor... (23.11.2020/ndp)

Gamal Abdul Nasser Mesir , Bung Karno, dan Nehru India  (Foto: fimela.com)
Gamal Abdul Nasser Mesir , Bung Karno, dan Nehru India  (Foto: fimela.com)

Catatan: versi lain kisah air kobokan sbb: 

(1)https://regional.kompas.com/read/2015/04/13/12391501/KAA.1955.dan.Kisah.Nehru.Minum.Air.Kobokan

(2)  https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/2219573/nehru-dan-gamal-minum-kobokan-ini-fakta-unik-amp-kocak-kaa-1955

(3) https://pojoksatu.id/news/2015/04/18/kisah-lucu-kaa-1955-dari-atab-bocor-hingga-air-kobokan-nehru-3/

Waduhhhh............. malah lebih ngerii.. sekelas Nehru dan Gamal Abdul Nasser ya... waihihi.... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun